AIRSPACE REVIEW – Mendapatkan serangan bertubi-tubi menggunakan rudal jelajah dan rudal balistik dari Rusia, membuat pasukan pertahanan udara Ukraina kehabisan rudal, khususnya sistem Patriot yang dipasok Amerika Serikat.
Informasi tersebut diungkapkan langsung oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah konferensi pers.
Pengakuan yang gamblang tersebut disampaikan saat ia menceritakan panggilan telepon pagi hari dari salah satu komandan lapangannya yang mengatakan rudal Patriot sudah habis ditembakkan semua.
Ditambahkan oleh sang komandan, ada delapan rudal Rusia yang berdatangan dan pasukan Ukraina tidak punya apa pun untuk menangkalnya.
Zelensky mengutarakan, sebagai bagian dari perundingan jaminan keamanan yang sedang berlangsung, ia telah meminta Amerika Serikat untuk mengirimkan sejumlah sistem Patriot baru yang cukup untuk memperkuat pertahanan Ukraina.
Secara khusus, Zelensky mengajukan gagasan agar AS segera mentransfer 20 sistem Patriot ke Ukraina, disertai lisensi untuk memproduksi rudal tersebut di dalam negeri.
Permintaan itu mencerminkan kesulitan yang dialami Kyiv dan solusi strategis yang diharapkan Zelensky dapat mengatasi serangan Rusia yang tak henti-hentinya.
Mengenai Patriot, sistem rudal pertahanan udara ini dikembangkan oleh Raytheon dan kemudian disempurnakan melalui kemitraan dengan Lockheed Martin, menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
Rudal dengan kode resmi MIM-104A ini dirancang untuk mencegat jet tempur berkecepatan tinggi, serta menangkal rudal jelajah dan rudal balistik.
Patriot mengandalkan hulu ledak berdaya ledak tinggi untuk menghancurkan sasarannya, muatan fragmentasi ledakan seberat 90 kg.
Sistem ini dipasangkan dengan radar AN/MPQ-53 dan stasiun peluncuran M901 yang dapat menampung empat rudal per unit.
Rudalnya berjangkauan tembak sekitar 70 km dan ketinggian melebihi 24 km.
Perusahaan Raytheon terus menyempurnakan sistem Patriot dengan melahirkan MIM-104B atau PAC-1, lalu MIM-104C PAC-2, dan terakhir MIM-104F PAC-3. (RBS)