AIRSPACE REVIEW – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menyetujui dua potensi Penjualan Militer Asing (FMS) ke Israel dengan total sekitar 7,41 miliar USD untuk rudal Hellfire dan sejumlah besar amunisi serta perlengkapan pemandu.
Pengumuman ini muncul setelah AS sebelumnya menyetujui penjualan bom seberat 2.000 pon ke Israel di tengah ancaman tekanan maksimum terhadap Iran.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA) pada 7 Februari memberitahukan Kongres tentang kedua transaksi tersebut.
Penjualan pertama senilai 660 juta USD mencakup 3.000 rudal udara ke darat AGM-114 Hellfire bersama dengan peralatan terkait seperti sistem pendukung dan pengujian, suku cadang, perangkat lunak, pelatihan, dan layanan logistik.
Lockheed Martin akan menjadi kontraktor utama dalam penyediaan tersebut dengan jadwal engiriman diharapkan dimulai pada tahun 2028.
Penjualan kedua senilai 6,75 miliar USD mencakup berbagai amunisi yang diluncurkan dari udara, termasuk 2.166 bom berdiameter kecil GBU-39/B, 2.800 badan bom MK 82, dan lebih dari 17.000 sekering FMU-152A/B.
Selain itu ada peralatan pemandu Joint Direct Attack Munition (JDAM) untuk berbagai jenis bom.
Pengiriman diharapkan akan dimulai pada tahun 2025 ini. Kontraktor yang akan melakukan penyediaan ini termasuk Boeing, ATK Tactical Systems, L3Harris dan McAlester Army Ammunition Plant.
Departemen Luar Negeri menegaskan, FMS ini mendukung kepentingan AS dengan meningkatkan kemampuan pertahanan Israel dan interoperabilitas dengan pasukan AS. (RNS)