AIRSPACE REVIEW – Varian terbaru dari sistem howitzer swagerak 2S43 Malva 152 mm Rusia, telah dikerahkan dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
Versi terbaru ini menjawab kritik terhadap model sebelumnya, khususnya mengenai jarak tembak dan tingkat perlindungannya.
Howitzer 2A64 yang lebih tua telah digantikan dengan meriam artileri yang dimodifikasi, kemungkinan berasal dari sistem 2A36 Giatsint-B.
Meriam tersebut memungkinkan Malva mencapai jarak tembak maksimum sejauh 50 km menggunakan peluru jarak jauh yang baru dikembangkan.
Howitzernya juga dapat menembakkan amunisi berpemandu presisi Krasnopol-M yang memungkinkan serangan akurat terhadap target bernilai tinggi pada jarak jauh.
Versi terbaru 2S43 Malva telah dilengkapi pula dengan fitur pertahanan canggih untuk meningkatkan kemampuan bertahan hidup di medan perang modern.
Sistem peperangan elektronik (EW) diintegrasikan untuk melawan pesawat nirawak dan ancaman pengawasan elektronik.
Sistem tersebut juga berfungsi perisai baja antidrone dan jaring kamuflase meningkatkan pertahanannya terhadap pengintaian dan serangan yang diluncurkan pesawat nirawak.
Mobilitas Malva yang tinggi merupakan keunggulan utama lainnya. Dengan menggunakan platform beroda 8X8 memungkinkan penyebarannya lebih cepat dibandingkan dengan platform beroda rantai.
Penempatan Malva 2S43 8X8 di Ukraina mencerminkan pergeseran strategis dalam doktrin artileri Rusia, yang sebelumnya lebih mengandalkan sistem howitzer swagerak beroda rantai. (RBS)