AIRSPACE REVIEW – Pemerintah Jepang mengajukan kembali proposal pengembangan bersama fregat Maritime Self-Defense Force (MSDF) dengan Indonesia untuk meningkatkan kolaborasi keamanan dengan negara-negara di Asia Timur dan Tenggara.
Japan News pada 1 Januari 2025 melaporkan, Menteri Pertahanan Jenderal Nakatani akan mengunjungi Indonesia dari tanggal 5 hingga 8 Januari 2025.
Nakatani akan menyampaikan usulan tersebut kepada Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin.
Disebutkan, kunjungan ini bertujuan untuk memanfaatkan dinamika politik di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang memahami negosiasi pertahanan Jepang-Indonesia semasa menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI.
Kunjungan tersebut diharapkan dapat menjadi dasar bagi kunjungan berikutnya oleh Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba pada akhir Januari 2025, yang berpotensi mengarah pada pertemuan tingkat tinggi antara kedua negara.
Usulan terbaru Jepang ini mencakup pengembangan bersama fregat yang disesuaikan dengan spesifikasi MSDF.
Prakarsa ini sejalan dengan kepentingan strategis Indonesia, yang sebelumnya telah menunjukkan minat pada kemampuan pertahanan maritim canggih, termasuk kapal selam.
Namun, pembicaraan sebelumnya di bawah pemerintahan mantan Presiden Joko Widodo terhenti karena kendala keuangan yang terkait dengan proyek pemindahan ibu kota Indonesia baru, IKN.
Kebijakan ekspor pertahanan Jepang, yang diatur oleh Tiga Prinsip tentang Transfer Peralatan dan Teknologi Pertahanan, saat ini membatasi ekspor aset militer yang sudah jadi.
Oleh karena itu, Jepang sedang mengupayakan pengaturan pengembangan bersama sebagai jalur yang lebih layak untuk mentransfer teknologi pertahanan canggih ke Indonesia.
Pendekatan ini sejalan dengan Strategi Keamanan Nasional Jepang yang direvisi tahun 2022, yakni mempromosikan ekspor pertahanan melalui kolaborasi publik-swasta.
Pengembangan fregat bersama dapat meningkatkan kerja sama strategis antara Jepang dan Indonesia, khususnya dalam keamanan maritim.
Sebelumnya, pada Maret 2021, Jepang menawarkan fregat kelas Mogami yang ditingkatkan kepada Indonesia, dengan kontrak senilai 300 miliar yen.
Jepang berencana membangun empat fregat dan empat lainnya akan dibangun di Indonesia.
Untuk karakteristiknya, fregat Mogami berdimensi panjang 142 m, lebar 17 m, dan bobot 4.800 ton. Kapal dilengkapi sistem peluncuran vertikal Mark 41 (VLS) dengan 32 sel. (RBS)
Kendala keuangan, alasan klasik seperti lagu lama yang terus menerus diputar, sudah lah kita fokus saja untuk pembangunan 2 unit Frigate Merah Putih yang sedang berjalan, but the way anyway busway berdasarkan SIPRI arms transfer database pada list impor Indonesia pengadaan kapal frigate FREMM dan Maestrale dari Italia kok belum ada tindak lanjutnya?