AIRSPACE REVIEW – Perwakilan Intelijen Pertahanan Ukraina, Andriy Yousov, pada 28 Desember 2024 menyampaikan informasi tentang ketersediaan rudal Rusia dalam sebuah wawancara dengan Novyny.LIVE.
Menurutnya, Rusia telah mengumpulkan lebih dari 1.400 rudal jarak jauh, termasuk cadangan darurat strategis.
Peningkatan ini memungkinkan Moskow untuk mengatur serangannya terhadap Ukraina dengan lebih baik dan mengintensifkan upaya pengintaian dibandingkan tahun sebelumnya.
Yousov memberikan gambaran terperinci mengenai persenjataan Rusia saat ini.
Dikatakan bahwa Angkatan bersenjata Rusia memiliki 500 rudal Oniks, lebih dari 400 rudal jelajah Kh-101, Kh-55, dan Kh-35, sekitar 350 rudal Kalibr, 130 rudal balistik Iskander-M, dan 50 rudal Kinzhal.
Ini merupakan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan November 2023 ketika persediaan diperkirakan mencapai 870 rudal jarak jauh, tidak termasuk rudal Oniks.
Peningkatan stok persenjataan Rusia yang besar tersebut disebabkan oleh tingkat produksi yang berkelanjutan pada industri pertahanan Rusia.
Menurut Yousov, Rusia memproduksi antara 40 dan 50 rudal Iskander-M, 30 hingga 50 rudal Kalibr, dan sekitar 50 rudal Kh-101 setiap bulannya. Angka-angka ini menunjukkan peningkatan yang stabil dalam kapasitas produksi sepanjang tahun.
Menariknya, meskipun ada sanksi ekonomi Barat yang dirancang untuk menghambat produksi persenjataan, Rusia telah berhasil meningkatkan persediaan rudal jarak jauhnya.
Sanksi-sanksi tersebut pada hakikatnya membatasi akses ke teknologi dan komponen penting, telah mempersulit pembuatan persenjataan canggih.
Namun demikian, Rusia telah melakukan diversifikasi rantai pasokan dan mengembangkan solusi alternatif.
Laporan juga menunjukkan bahwa komponen-komponen Barat terus muncul dalam persenjataan Rusia. Hal ini menunjukkan adanya jaringan pengadaan yang menghindari pembatasan yang diberlakukan.
Selain itu, untuk mendukung upaya perangnya, Rusia mendapat dukungan persenjataan dari sekutunya seperti Iran, Korea Utara, dan China. (RBS)
Sanksi barat cuma kekonyolan belaka tidak terlalu signifikan terhadap Rusia, yang rugi sendiri malah negara barat banyak yang kolep, anehπ π π