AIRSPACE REVIEW – Turkiye dan Spanyol pada 20 Desember 2024 secara resmi telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk kerja sama pada proyek pengadaan 24 jet latih lanjut Hurjet.
Penandatanganan MoU dilaksanakan usai evaluasi penerbangan demonstrasi Hurjet di hadapan Angkatan Udara Spanyol beberapa waktu lalu, Kesepakatan ini menandai penguatan hubungan pertahanan antara kedua negara sekutu NATO tersebut.
Pada bulan Juli, prototipe Hurjet mendarat di Pangkalan Udara Torrejon dekat Madrid disusul dengan kunjungan delegasi Spanyol ke Ankara untuk memeriksa lebih lanjut kemampuan pesawat buatan TUSAS tersebut.
Hurjet akan digunakan oleh Angkatan Udara Spanyol untuk mengganti armada jet latih SF-5B (produksi CASA berdasarkan lisensi Northrop) yang sudah tua.
Dalam MoU tersebut, Spanyol menawarkan untuk menjual enam pesawat angkut A400M kepada Turkiye sebagai imbal balik pembelian 24 Hurjet.
Dalam proyek jet latih untuk Spanyol ini, Hurjet berhasil menyingkirkan KAI T-50 dari Korea Selatan, Boeing T-7A dari Amerika Serikat, dan Leonardo M-346 buatan Italia.
Dengan akuisisi ini, Spanyol menjadi menjadi pengguna kedua setelah Turkiye atau menjadi negara asing pertama pengguna Hurjet.
Mengenai spesifikasinya, Hurjet berdimensi panjang badan 13 m, rentang sayap 9,8 m, dan tinggi 4,2 m.
Pesawat dibekali mesin turbofan buatan General Electric jenis F404-GE-102 afterburning berkekuatan 79 kN. Mesin ini juga digunakan pada jet latih KAI T-50 dan Boeing T-7A.
Untuk kinerjanya, Hurjet memiliki kecepatan terbang maksimum 1,4 Mach, ketinggian terbang hingga 13.700 m, dan jangkauan hingga 2.592 km.
Kokpit Hurjet mengadopsi layar tunggal besar multifunction integrated modular (OMIM), di mana pilot dapat melihat tampilan video sensor, peta digital, dan fitur multi fungsi cerdas lainnya. (RBS)