AIRSPACE REVIEW – Korea Utara kembali mengirimkan sejumlah sistem artileri swagerak M1989 Koksan ke Rusia. Kendaraan perang tersebut dilaporkan telah tiba di Rusia diangkut menggunakan kereta api.
Pengiriman M1989 SPH terbaru ini menyusul penampakan pertama artileri dengan howitzer kaliber besar tersebut tiba di Rusia sekitar sebulan yang lalu.
Video yang baru-baru ini beredar di media sosial menunjukkan bahwa lebih dari selusin unit telah diangkut, meskipun jumlah pastinya masih sulit diketahui karena konfirmasi visual yang terbatas.
Meskipun diinformasikan sudah tiba, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa sistem artileri berat ini ikut serta dalam operasi tempur pasukan Rusia di palagan Ukraina.
Mengenai sistem artileri swagerak M1989, adalah versi penyempurnaan dari M1978. Kode angka ini diberikan oleh pihak Barat berdasarkan tahun kemunculannya.
Perbedaan utama antara M1978 dengan M1989 adalah sasis yang diperpanjang, memungkinkan M-1989 dapat membawa munisi lebih banyak (12 butir).
Baik M1978 maupun M1989, dikembangkan dan diproduksi oleh Biro Industri Mesin Kedua.
Kendaraannya didasarkan pada sasis tank Type 59 buatan China (salinan dari T-54A Uni Soviet). Sementara howitzernya berada di dudukan terbuka tanpa kubah (turret).
Tak diketahui meriam besar ini dikembangkan menggunakan basis apa, karena kalibernya tak lazim yakni 170 mm. Umumnya Blok Timur 152 mm dan Blok Barat 155 mm.
Untuk mengoperasikannya dibutuhkan empat awak dan empat personel pendukung yang menyertai dengan kendaraan pembawa amunisi.
M1978 memiliki bobot 40 ton yang digerakkan mesin diesel V-54 berdaya 520 hp. Kecepatan maksimumnya 40 km/jam dengan jangkauan operasi 300 km.
Howitzer Koksan dapat menembakkan proyektil berdaya ledak tinggi. Jarak tembak maksimum menggunakan munisi standar 40 km, sementara dengan proyektil bantuan roket mencapai 60 km. (RBS)