Airspace Review

AIRSPACE REVIEW – Untuk meningkatkan kemampuan tempur armada angkatan udaranya, Korea Utara dilaporkan mengakuisisi jet tempur multi peran Sukhoi Su-27 Flanker dan MiG-29 Fulcrum dari Rusia.

Hal ini merupakan bagian dari hubungan militer yang semakin strategis antara Pyongyang dan Moskow, ditandai dengan dukungan militer dan logistik bersama.

Menurut pejabat militer AS, kesepakatan ini terkait dengan dukungan Korea Utara terhadap Rusia dalam perang yang masih berlangsung di Ukraina.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 12.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan untuk membantu pasukan Rusia berperang.

Meski rincian spesifik jumlah pasti jet yang dikirimkan masih belum jelas, transfer Su-27 dan MiG-29 ini menandai peningkatan signifikan terhadap Angkatan Udara Korea Utara yang menua.

Menurut Panglima Komando Indo-Pasifik AS Laksamana Samuel Paparo, Su-27 dan MiG-29 ini akan memperkuat Angkatan Udara Korea Utara secara signifikan. Saat ini Korea Utara bergantung pada model pesawat tempur/serang dan Uni Soviet dan China yang sudah ketinggalan zaman.

Bila informasi ini terbukti benar, Rusia berarti mengirimkan Su-27 dan MiG-29 yang diambil dari inventaris angkatan udaranya, alias barang yang tersedia.

Rusia tidak mengirimkan Su-35 yang merupakan peningkatan dari Su-27, juga tidak mengirimkan MiG-35 yang merupakan versi tercanggih dari keluarga MiG-29.

Baik Su-35 dan MiG-35, memerlukan pengiriman jangka waktu yang lebih lama, karena harus menunggu produksi baru dan antrian dari pembeli lain, terutama dalam hal ini Su-35.

Adapun armada tempur Angkatan Udara Korea Utara saat ini adalah 26 jet tempur MiG-21, 56 unit MiG-23, 35 unit MiG-29, dan 18 unit Su-7, 38 unit Su-25, seluruhnya produk era Uni Soviet.

Sementara produk buatan China, termasuk 106 unit J-5, 97 unit J-6, dan 120 unit J-7, serta 80 pembom ringan H-5. (RBS)

Menilik jet tempur garis depan MiG-29 Korea Utara