AIRSPACE REVIEW – Dengan berakhirnya rezim Bashar al-Assad di Suriah, militer Israel mengambil kesempatan untuk menghancurkan aset militer Angkatan Bersenjata Suriah, dengan dalih takut berpindah tangan ke kelompok teroris.
Selain sistem pertahanan udara, menjadi target juga pesawat terbang milik Angkatan Udara Suriah (SAAF), yang ditinggalkan pasukan pro pemerintah.
Aset jet tempur yang termasuk dihancurkan oleh serangan Angkatan Udara Israel (IAF) adalah armada MiG-29 Fulcrum, yang berada di Pangkalan Udara Khalkhalah di Al Suwayda Barat.
Operasi ini menandai eskalasi yang menentukan dalam upaya Israel untuk menetralisir kemampuan militer Suriah di tengah meningkatnya ketegangan regional.
Meskipun tingkat kerusakan belum dapat dipastikan, penilaian awal menunjukkan bahwa operasi Israel ini telah membuat SAAF tidak memiliki pesawat MiG-29 yang beroperasi lagi.
Israel secara konsisten menyatakan bahwa operasi udaranya di Suriah bertujuan untuk mencegah pengiriman persenjataan canggih ke pihak yang bermusuhan dan untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh kehadiran militer Iran di wilayah tersebut.
Penghancuran armada MiG-29 Suriah diperkirakan akan semakin melemahkan kemampuan pertahanan udara negara tersebut untuk jangka waktu yang lama.
Perlu diketahui, sebagaian besar armada SAAF menggunakan produk era Uni Soviet atau Rusia untuk yang terbaru. Jet tempur MiG-29 terbilang yang paling modern.
Aset jet tempur/serang mereka yakni 50 jet tempur MiG-21, 87 unit MiG-23, 2 unit MiG-25, 29 unit MiG-29, 39 unit Su-22, dan 18 unit Su-24. (RBS)