AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara Israel telah melancarkan serangkaian serangan presisi pada 8 Desember 2024 di tengah kekacauan yang terjadi di Suriah seiring runtuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad.
The Times of Israel melaporkan, serangan tersebut menargetkan pangkalan Khalhalah di Suwayda, beberapa lokasi di Provinsi Daraa, dan Pangkalan Udara Mezzeh di dekat Damaskus.
Ditegaskan bahwa tujuan utama dari serangan ini adalah untuk melumpuhkan sebagian besar sistem persenjataan milik Tentara Arab Suriah (SAA) yang sebagian besar dipasok Rusia.
Serangan udara dilakukan menggunakan jet tempur F-16I Sufa dan/atau F-15I Raam terhadap senjata-senjata canggih militer Suriah yang dikhawatirkan dapat jatuh ke tangan kelompok pemberontak yang kini telah menguasai Suriah.
Serangan tersebut menggarisbawahi strategi Israel atas kepentingannya untuk mempertahankan keamanannya di kawasan yang sedang dilanda ketidakstabilan tersebut.
Namun demikian, para analis berbeda pendapat mengenai motivasi langsung di balik operasi tersebut. Sebagian berpendapat bahwa Israel berupaya mencegah pasukan oposisi Suriah mempersenjatai diri dengan sistem canggih ini.
Sementara pihak lain berpendapat bahwa target sebenarnya adalah untuk menghalangi organisasi teroris, seperti sisa-sisa Al-Qaeda atau ISIS agar tidak memperoleh akses ke persenjataan canggih Rusia.
Akan tetapi, kekhawatiran utama bagi Israel tampaknya adalah meningkatnya pengaruh dari pejuang Hizbullah dan kelompok pro-Iran lainnya.
Tampaknya fokus Tel Aviv bukan pada faksi ekstremis Sunni, tetapi lebih pada potensi Hizbullah untuk mengeksploitasi perpecahan Suriah.
Beberapa senjata yang berhasil dihancurkan jet tempur Israel di antaranya adalah sistem pertahanan udara bergerak Buk-M1 Rusia dan Pantsir-S1yang berada di Pangkalan Udara Mezzeh. (RBS)