AIRSPACE REVIEW – Militer Amerika Serikat di Timur Tengah meluncurkan sedikitnya 75 serangan udara terhadap Suriah bagian tengah pada hari Minggu, sehari setelah rezim Presiden Bashar al-Assad runtuh.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan, armada pesawat tempurnya telah melakukan puluhan serangan udara di lebih dari 75 lokasi, menargetkan para pemimpin, operator, dan kamp ISIS yang diketahui.
Serangan tersebut menggunakan pesawat pengebom B-52 Stratofortress, pesawat tempur F-15E Strike Eagle, dan jet serang A-10 Warthog.
“Tidak perlu diragukan lagi – kami tidak akan membiarkan ISIS bangkit kembali dan mengambil keuntungan dari situasi terkini di Suriah,” kata Jenderal Erik Kurilla, Panglima CENTCOM dalam sebuah pernyataannya.
Ia menandaskan bahwa semua organisasi di Suriah harus tahu bahwa AS akan meminta pertanggungjawaban mereka jika mereka bermitra dengan atau mendukung ISIS dengan cara apa pun.
Laporan dari lapangan merinci, sekitar 140 amunisi telah digunakan dalam serangan udara yang disebut sebagai “serangan signifikan” tersebut.
CENTCOM masih mengevaluasi serangan tersebut dan mengatakan belum ada laporan tentang korban sipil.
Serangan itu terjadi sehari setelah pemerintah Suriah jatuh dalam akhir yang dramatis dari perang saudara yang telah berlangsung selama satu dekade di Suriah.
Military Times menulis, rezim Assad telah memerintah negara itu selama setengah abad, dan penguasa terakhirnya Bashar al-Assad telah dengan kejam menahan pemberontakan selama bertahun-tahun — termasuk penggunaan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri.
Perang saudara Suriah sebagian menyebabkan munculnya ISIS pada tahun 2010-an dan militer Amerika memimpin koalisi internasional untuk memerangi kelompok teroris tersebut.
Sekarang ada sekitar 900 personel AS di Suriah dan misi internasional di negara ini dijadwalkan akan berakhir dalam waktu dua tahun.
Kejatuhan Assad terjadi ketika pendukung utamanya, yakni Rusia, Iran, dan kelompok milisi Hizbullah Lebanon, mulai melemah atau teralihkan perhatiannya tahun lalu.
Ketika kelompok pemberontak mulai menguasai kota-kota besar di seluruh Suriah selama dua minggu terakhir, militer pemerintah pun ambruk.
Sementara itu, menurut laporan TASS mengutip pernyataan pejabat Kremlin, Assad bersama keluarganya telah berada di Moskow dan mendapatkan suaka dari Rusia.
Sebelumnya beredar berita bahwa pesawat Il-76 Suriah yang menerbangkan Assad ke Rusia telah ditembak jatuh.
Dari AS dilaporkan, berbicara di Gedung Putih pada hari Minggu, Presiden Joe Biden mengatakan AS akan mempertahankan posisinya di Suriah, yang sebagian besar terletak di timur laut di seberang Sungai Efrat. Biden menegaskan AS akan terus memerangi ISIS.
Biden mengatakan, peristiwa akhir pekan itu merupakan kesempatan langka untuk menenangkan negara yang dilanda perang, kelompok yang mengambil alih kekuasaan itu pernah berafiliasi dengan al Qaeda dan dianggap sebagai organisasi teroris oleh pemerintah AS.
Pejabat senior yang berbicara sebelumnya mengatakan, Pemerintah AS sedang berbicara dengan berbagai kelompok di Suriah untuk menawarkan bantuan dalam membentuk pemerintahan yang lebih damai. (RNS)