AIRSPACE REVIEW – Selain kalah dalam hal persenjataan dibandingkan pasukan Rusia, desersi telah menjadi tantangan signifikan bagi militer Ukraina.
Berdasarkan laporan terbaru disebutkan, lebih dari 100.000 tentara Ukraina telah meninggalkan tugas garis depan mereka.
Sumber-sumber militer baru-baru ini mengatakan kepada Associated Press (AP) bahwa sejumlah pasukan Ukraina kini kelelahan dan kehilangan semangat karena perang telah memasuki tahun ketiga.
Beberapa prajurit dilaporkan mengambil cuti sakit dan tidak pernah kembali, sementara yang lain bentrok dengan komandan dan meninggalkan pos mereka di tengah baku tembak.
Disebutkan, pasukan Ukraina diizinkan mengambil cuti hingga 10 hari setiap enam bulan, tetapi kekurangan personel pasukan sering kali menyebabkan penundaan atau pemotongan waktu istirahat wajib tersebut.
Meskipun tindakan desersi dilarang keras berdasarkan hukum Ukraina dengan hukuman hingga 12 tahun penjara, larangan tersebut tetap dilanggar.
Tingginya angka desersi sebagian disebabkan oleh kebijakan wajib militer dan mobilisasi oleh Kyiv yang mengharuskan para pemuda untuk bertugas di militer dengan paksaan.
Namun, bagi sebagian pembelot, penjara dipandang sebagai pilihan yang lebih baik daripada harus kehilangan nyawa di medan perang. (RBS)