AIRSPACE REVIEW – Kepala Staf Angkatan Laut India Laksamana Dinesh K. Tripathi mengumumkan dalam sebuah konferensi pers pada 2 Desember bahwa kontrak pertahanan dengan Prancis diharapkan akan ditandatangani pada Januari 2025.
Kontrak tersebut mencakup akuisisi 26 jet tempur Rafale -M berbasis kapal induk dan tiga kapal selam kelas Scorpene tambahan, sebagaimana dilaporkan oleh Financial Express.
Tripathi menekankan pentingnya perjanjian ini sehingga India dapat memantau secara ketat pergerakan angkatan laut di Samudra Hindia.
Ambisi maritim China serta kolaborasi militernya dengan Pakistan, telah mendorong upaya India untuk meningkatkan armadanya dan menjaga keseimbangan strategis di wilayah kritis.
Khusus mengenai Rafale, sebelumnya Angkatan Udara India (IAF) terlebih dulu telah memilih jet tempur buatan Dassault ini, yang kontraknya telah ditandatangani pada 2016 untuk 36 pesawat. Pengirimannya Rafale untuk IAF dimulai pada tahun 2019 dan berakhir pada 2022.
Selanjutnya pada bulan Juli 2023, Pemerintah India menyetujui pembelian 26 varian angkatan laut yakni Rafale M untuk melengkapi kapal induk INS Vikrant milik Angkatan Laut India.
Varian Rafale M dioptimalkan untuk operasi maritim. Pesawat dilengkapi dengan struktur yang diperkuat dan roda pendaratan yang dirancang khusus untuk peluncuran ketapel dan pendaratan di dek kapal.
Didukung oleh dua mesin Snecma M88-2, Rafale M dapat mencapai kecepatan terbang melebihi 1,8 Mach dan memiliki radius tempur lebih dari 1.850 km.
Sebagai senjata penggebuknya, Rafale M dilengkapi dengan persenjataan canggih seperti rudal udara ke udara Meteor, rudal jelajah SCALP-EG, dan rudal antikapal Exocet.
Pesawat juga dilengkapi teknologi mutakhir seperti radar AESA RBE2-AA dan sistem peperangan elektronik SPECTRA. Sistem ini dapat mendeteksi ancaman secara tepat. Rafale M juga memiliki pertahanan yang tangguh. (RBS)