AIRSPACE REVIEW – Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk meneruskan penjualan jet tempur siluman F-35 lagi ke Turkiye. Saat ini enam F-35A yang telah dibeli Ankara masih ditahan di AS setelah Turkiye dikeluarkan dari Program F-35.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Pertahanan Turkiye Ya’ar Güler dalam pidatonya di Komite Perencanaan dan Anggaran di Parlemen Turkiye pada 26 November.
Güler menambahkan bahwa rencana AS tersebut didorong oleh fakta bahwa Turkiye berhasil mengembangkan jet tempur siluman KAAN.
Di sisi lain, lanjutnya, Turkiye akan mengurangi investasi untuk jet tempur F-16 dan fokus pada jet tempur yang lebih baik serta diproduksi di dalam negeri.
“Kami sudah memiliki enam F-35 di sana,” kata Güler menyebut F-35 yang telah dibeli Turkiye tetapi tidak pernah diterima hingga saat ini.
“Sekarang setelah mereka melihat kemajuan kami dengan KAAN, posisi mereka tampaknya berubah. Mereka telah mengindikasikan bahwa mereka mungkin bersedia untuk menyerahkannya. Kami telah resmi mengajukan kembali tawaran kami untuk membeli F-35,” kata dia.
Menanggapi pertanyaan seorang anggota parlemen apakah Turkiye akan terlibat dalam fase produksi lagi atau akan membelinya, Güler menjawab bahwa Pemerintah Turkiye bersikeras agar partisipasi Ankara dalam produksi F-35 dipulihkan lagi oleh AS.
Ankara juga akan meneruskan lagi untuk mengakuisisi total 40 F-35A, tandas Güler.
Sebelumnya, Kongres AS telah menyerukan penghentian akuisisi F-35A oleh Turki karena Ankara membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia. Sistem ini, kata AS, dapat membahayakan keselamatan F-35.
Turkiye resmi dikeluarkan dari Program F-35 oleh AS pada Juli 2019.
Güler juga membahas negosiasi yang sedang berlangsung dengan AS mengenai proyek modernisasi F-16.
Ia menyatakan bahwa upaya Turki sejalan dengan kebutuhan angkatan udaranya akan mendiversifikasi alutsista dengan jet tempur canggih dan modern hingga HÜRJET buatan sendiri.
Güler menambahkan bahwa Turki juga telah menyatakan minatnya untuk membeli pesawat Eurofighter Typhoon dari konsorsium Eropa. Rencana pembelian ini telah mendapat persetujuan dari Jerman sebagai salah satu negara konsorsium Eurofighter.
Sebelumnya Jerman menolak keras untuk menjual Typhoon ke Turkiye, walaupun tiga negara konsorsium Eurofighter lainnya yakni Inggris, Italia, dan Spanyol setuju untuk akuisisi Typhoon oleh Ankara. (RNS)
Turkiye sudah berpartisipasi pada program Joint Strike Fighter (JSF) sejak tahun 1999 dengan investasi 1,4 miliar USD itu artinya masih ada haknya untuk mendapatkan jet tempur tersebut walaupun sudah didepak oleh Washington mulai 2019 gegara sistem hanud S-400