AIRSPACE REVIEW – Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot dalam sebuah wawancara dengan BBC pada 23 November 2024, menegaskan bahwa Ukraina berhak menggunakan rudal jarak jauh SCALP-EG yang dipasok Prancis untuk menyerang target di dalam wilayah Rusia sebagai bagian dari pembelaan diri.
Namun, Jean-Noël Barrot menahan diri untuk tidak mengonfirmasi apakah senjata Prancis ini telah digunakan dalam operasi semacam itu.
Komentar Jean-Noël Barrot muncul setelah serangan pertama yang dikonfirmasi menggunakan rudal jelajah SCALP-EG/Storm Shadow dan rudal ATACMS AS ke wilayah Rusia.
Rudal jelajah pasokan Prancis dan Inggris tersebut diluncurkan menggunakan pesawat pembom/serang Su-24 Fencer buatan era Uni Soviet yang telah dimodifikasi secara khusus.
Modifikasi tersebut melibatkan pembaruan avionik, sistem kendali tembakan, dan komunikasi antarmuka antara rudal dan pesawat, sehingga memastikan kompatibilitas penuh dengan sistem pemandu dan penargetan SCALP-EG/Storm Shadow.
Rudal dipandu oleh kombinasi GPS, navigasi inersia, dan radar pelacak medan, memastikan penargetan yang tepat, terutama pada fase akhir penerbangannya.
Selain itu, penampang radar rudal yang rendah memberinya profil siluman, meningkatkan kemampuannya untuk menembus wilayah udara yang dijaga ketat sistem radar dan rudal pertahanan udara.
Dengan jangkauan lebih dari 250 km, rudal SCALP-EG/Storm Shadow dapat menghancurkan instalasi militer penting Rusia, termasuk depot amunisi dan pusat logistik yang jauh di belakang garis depan pertempuran. (RBS)