AIRSPACE REVIEW – Ibu kota Ukraina, Kyiv, bersiap menghadapi kemungkinan serangan besar Rusia menggunakan rudal-rudal jarak jauh. Untuk mengatasi hal ini, sebagian besar kawasan pemerintahan di Kyiv mulai ditutup sejak 22 November ini.
Lembaga penyiaran lokal Suspilne melaporkan, pihak berwenang mengantisipasi serangan lain yang melibatkan rudal balistik baru Rusia RS-26 yang disebut Presiden Rusia Vladimir Putin dengan nama Oreshnik.
Parlemen Ukraina, Verkhovna Rada, juga telah membatalkan sidang yang dijadwalkan pada 22 November dan memperingatkan para anggotanya tentang potensi serangan Rusia yang menargetkan distrik pemerintahan.
Selain itu, layanan-layanan utama, seperti kantor-kantor pendukung parlemen, Kantor Kabinet Menteri, Kantor Presiden dan kantor-kantor lembaga negara lainnya juga telah mengurangi operasi atau menghentikan kegiatan sama sekali.
Sementara warga setempat dan perusahaan yang berkantor di area ibu kota, juga telah diperingatkan agar berhati-hati dan bersiap menghadapi kemungkinan serangan.
Sebelumnya, Pentagon mengonfirmasi bahwa Rusia telah memperingatkan Amerika Serikat sesaat sebelum meluncurkan rudal IRBM Oreshnik-nya ke Dnipro pada 21 November. Diketahui, Rusia tidak menggunakan senjata nuklir dalam serangan tersebut.
Sebagai tanggapan, AS dilaporkan menggunakan intelijennya sendiri untuk memberi tahu otoritas Ukraina dan mitra lainnya tentang ancaman yang akan segera terjadi.
Kini dilaporkan, Rusia kembali akan melakukan serangan besar menggunakan rudal ke Kyiv. (RBS)