AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara India (IAF) dikabarkan sedang mengevaluasi 12 jet tempur Dassault Mirage 2000-5 yang sudah dipensiunkan oleh Angkatan Udara Qatar untuk diakuisisi. Namun sejauh ini belum ada kesepakatan mengenai harga.
Army Recognition mengutip pemberitaan portal lokal India menyatakan, sejauh ini masalah harga menjadi salah satu titik kritis yang signifikan dalam proses negosiasi.
Qatar meminta 49,9 juta dolar AS per pesawat, sementara IAF menawar pada harga 36 juta dolar AS per pesawat. Harga tersebut mencakup mesin cadangan dan rudal udara ke udara MICA tambahan.
Diskusi yang telah dimulai pada bulan Juni 2024 tersebut didorong oleh kebutuhan IAF untuk mengganti jet tempur MiG-21 miliknya yang sudah pensiun dan untuk meningkatkan kemampuan tempurnya.
Mirage 2000-5 Qatar, yang telah diupgrade, dapat meningkatkan armada IAF yang sudah ada yang terdiri dari dua skadron Mirage 2000.
Armada Mirage 2000-5 Qatar, yang terdiri dari sembilan pesawat dengan satu tempat duduk dan tiga pesawat dengan dua tempat duduk, diterima Qatar pada tahun 1997.
Pesawat-pesawat tersebut dirawat dengan baik sehingga masa pakainya masih lama.
Keputusan untuk melanjutkan pengadaan Mirage 2000 -5 Qatar akan bergantung pada analisis IAF tentang efektivitas biaya, kompatibilitas operasional, dan tujuan strategis jangka panjang.
Negosiasi terus berlanjut, dengan kedua belah pihak berupaya mencapai kesepakatan yang memenuhi kebutuhan jet tempur India dalam batasan anggarannya.
Jika kesepakatan dengan Qatar dirampungkan, armada Mirage 2000 IAF akan meningkat menjadi 60 unit.
Sebelum diminati India, jet tempur Mirage 2000-5 Qatar hampir dibeli oleh Indonesia, namun kemudian dibatalkan. (RBS)