AIRSPACE REVIEW – Pasukan pertahanan udara Ukraina mulai berlatih menggunakan sistem pertahanan udara bergerak Shilka yang telah diperbarui guna melawan drone Rusia.
Untuk menambah kekuatannya, Militer Ukraina mengaktifkan kembali beberapa sistem pertahanan udara lawasnya, termasuk sistem senjata antipesawat 23 mm ZSU-23-4 Shilka.
Sistem antipesawat swagerak yang dilengkapi dengan empat kanon otomatis 23 mm ini awalnya dirancang tahun 1960-an untuk tentara Uni Soviet guna menetralisir pesawat yang terbang rendah.
Dengan modernisasi, ZSU-23-4 Shilka tua ini masih bisa diandalkan dalam perang modern untuk melindungi pasukan di garis depan dan melindungi infrastruktur penting dari ancaman drone kamikaze serta drone bersenjata lainnya.
Kanon 23 mm dari sistem ZSU-23-4 memiliki laju tembakan maksimum 3.400 peluru per menit, efektif terhadap pesawat terbang rendah, helikopter, drone, dan target darat tertentu dari jarak dekat.
Dalam misi tempurnya, ZSU-23-4 membawa sekitar 2.000 butir amunisi 23 mm, yang mendukung tembakan berkelanjutan dalam pertempuran yang berlangsung lama
Sistem senjatanya dipasang pada sasis kendaraan lapis baja amfibi PT-76, yang dapat melaju dengan kecepatan maksimum 50 km/jam.
Sistem radar RPK-2 Tobol yang diusungnya, memungkinkan deteksi target hingga 20 km untuk pesawat berdimensi besar dan keterlibatan pada jarak maksimum 2,5 km.
Kekurangan dari sistem ini adalah tidak memiliki pencitraan termal dan pengukur jarak laser, sehingga membatasi akurasi dalam kondisi visibilitas rendah.
Meskipun memiliki keterbatasan, kehadiran ZSU-23-4 Shilka ini tetap menjadi aset berharga untuk pertahanan udara jarak pendek pasukan Ukraina. (RBS)