AIRSPACE REVIEW – Prancis mengonfirmasi tidak akan menyumbangkan jet tempur Rafale ke Ukraina. Paris lebih mengutamakan untuk memenuhi permintaan global akan jet tempur omnirole canggih yang sedang laris dibeli oleh banyak negara ini.
Meski begitu, Prancis tetap berkomitmen untuk memasok jet tempur buatan Dassault lainnya ke Ukraina, yakni Mirage 2000-5 yang ditingkatkan terlebih dahulu.
Pesawat tersebut rencananya akan dikirimkan ke Ukraina pada pertengahan tahun 2025.
Mirage 2000-5 Prancis saat ini sedang ditingkatkan dengan kemampuan peperangan elektronik dan kemampuan serangan udara kedarat agar sesuai dengan kebutuhan Ukraina.
Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Sébastien Lecornu tidak menyebutkan berapa jumlah Mirage 2000-5 yang akan dipasok ke Kyiv. Namun dikatakan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyetujui hal ini.
Pengiriman jet tempur Rafale, lanjut Lecornu, bila dilaksanakan dapat membebani Angkatan Udara dan Antariksa Prancis (AAE) karena harus menambah pesawat untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya. Sementara untuk memenuhi permintaan global saja, proses produksinya harus antre.
Sebelum ini, AAE telah merelakan sejumlah jet tempur Rafale-nya dijual ke Yunani dan Kroasia yang membutuhkan jet tempur dengan cepat.
Hal ini, pada gilirannya akan menurunkan perolehan jam terbang menurun bagi pilot-pilot AAE karena pesawat yang biasa mereka pakai menjadi berkurang jumlahnya.
Saat ini, AAE tidak akan mencapai target 130 pesawat tempur Dassault Rafale hingga tahun 2030.
Sementara itu bagi Rusia, dengan tidak disebutkan berapa jumlah Mirage 2000-5 yang akan dikirimkan ke Ukraina, menyebabkan Moskow harus menduga-duga kemampuan Angkatan Udara Ukraina di tahun depan.
Meski demikian dikatakan Kremlin bahwa pengiriman pesawat tempur buatan Prancis akan bergantung pada seberapa cepat pilot Ukraina dapat menyelesaikan pelatihan mereka.
Pelatihan pilot tidak mudah karena mereka tidak terbiasa menerbangkan pesawat tempur buatan Barat.
Para pilot Ukraina perlu mempelajari sistem pesawat baru terlebih dahulu, seperti halnya mereka belajar untuk menerbangkan dan menguasai jet tempur F-16 Fighting Falcon buatan Amerika Serikat. (RNS)
Jelas Perancis tidak akan mau, karena jika pesawat terbantai oleh Rusia dipastikan harga & peminat akan turun dipasaran.