AIRSPACE REVIEW – Sebanyak delapan pesawat tiltrotor V-22 Osprey milik Pasukan Bela Diri Darat Jepang (JGSDF) melakukan ‘elephant walk’ yang spektakuler di Pangkalan Udara Kisarazu.
Kegiatan tersebut sebagai bagian dari Festival Penerbangan Kisarazu ke-50 pada 5 Oktober 2024.
Meskipun cuaca buruk, acara tersebut menarik banyak orang untuk menyaksikan pertunjukan kekuatan udara militer. Terlebih saat V-22 Osprey berjalan dalam formasi yang rapat dan rapi di sepanjang landasan pacu.
Demonstrasi ini menyoroti upaya berkelanjutan Jepang untuk meningkatkan kemampuan mobilitas udaranya di tengah kekhawatiran keamanan regional.
Jepang memperoleh armada V-22 Osprey sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk meningkatkan kemampuan negara dalam menanggapi ancaman regional dan krisis kemanusiaan.
Pesawat memiliki kemampuan untuk beroperasi dalam berbagai misi seperti penyebaran pasukan dan logistik, operasi amfibi dan dukungan tempur, serta misi kemanusiaan seperti tanggap bencana.
V-22 Osprey dikenal karena kemampuannya yang unik, mampu melakukan lepas landas dan mendarat vertikal layaknya helikopter, dan terbang jelajah dengan cepat seperti pesawat sayap tetap.
Fleksibilitas pesawat ini memungkinkan Jepang memperluas jangkauan militernya, terutama dalam melindungi pulau-pulau terpencil di negara itu dan menanggapi dengan cepat masalah keamanan regional di kawasan Asia-Pasifik.
Saat ini JGSDF telah mengoperasikan 14 pesawat buatan Bell/Boeing Amerika Serikat ini. Jepang kemudian menambah pesanan tiga unit V-22 lagi pada tahun 2023 silam. (RBS)