Penjualan senjata AS mencapai rekor laba terbesar di tengah perang yang terjadi di Gaza dan Ukraina

AS kirim bom penghancur bunker ke IsraelUS DoD

AIRSPACE REVIEW – Amerika Serikat mencatatkan rekor laba terbesar penjualan senjata di tengah perang yang terjadi di Gaza dan Ukraina.

Lembaga pemikir AS, Quincy Institute for Responsible Statecraft, pada 9 Oktober mengatakan rekor laba terbesar itu dicapai mengingat meningkatnya permintaan akan peralatan militer yang terkait dengan kedua konflik besar tersebut.

Analisis menunjukkan bahwa dana ekuitas yang diinvestasikan di sektor kedirgantaraan dan pertahanan, termasuk perusahaan seperti Boeing, Lockheed Martin, RTX, General Dynamics, Northrop Grumman, dan L3Harris, telah mengungguli indeks S&P 500 tahun ini.

Laporan tersebut mengaitkan tren ini dengan peningkatan penjualan senjata ke Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung.

Dikatakan bahwa distribusi dana pembayar pajak ke Israel ditambah dengan permintaan global serta kebutuhan senjata senjata dalam periode ketidakstabilan, telah menjadi bahan bakar jet untuk harga ekuitas.

Lockheed Martin, produsen jet tempur F-35 yang digunakan Israel dalam operasi militernya, melaporkan total laba sebesar 54,86% dari 7 Oktober 2023 hingga 7 Oktober 2024. Laba ini mengungguli S&P 500 sekitar 18%.

RTX, yang dikenal memproduksi bom penghancur bunker seberat 2.000 pon, memberikan total laba sebesar 82,69% bagi investor selama periode yang sama, mengungguli S&P 500 sekitar 46%.

Laporan tersebut juga menyoroti bahwa saham Lockheed Martin dan RTX baru-baru ini mencapai titik tertinggi sepanjang masa, sementara L3Harris dan Northrop Grumman mencatat harga saham tertinggi sejak 2022.

Selain itu, General Dynamics, pemasok utama bom penghancur bunker yang digunakan dalam operasi Israel, membukukan total laba sebesar 37%, sedikit mengungguli S&P 500.

Selain itu, dana iShares US Aerospace and Defense, yang dikelola oleh BlackRock, mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa minggu lalu, memperpanjang kenaikan 12 bulannya menjadi 43% dan mengungguli S&P 500 sebesar 33%.

Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) di Swedia menyatakan, Israel menyumbang 2,1% dari total impor senjata global dari 2019 hingga 2023 di mana AS memasok 69% dari impor tersebut.

Meskipun terjadi fluktuasi global dalam penjualan senjata, AS tetap menjadi pemain dominan di pasar senjata internasional dengan menguasai 42% penjualan.

Secara signifikan AS juga meningkatkan pengeluaran militer untuk mendukung Israel, yang melebihi 23 miliar USD tahun lalu. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *