Departemen Kehakiman AS melakukan penyelidikan atas penjualan 36 jet tempur Gripen NG oleh Saab ke Brasil

Gripen ETT News Agency

AIRSPACE REVIEW – Departemen Kehakiman (DoJ) Amerika Serikat telah memanggil Saab North America, Inc. atas penjualan 36 jet tempur Gripen NG ke Brasil pada tahun 2014.

Dokumen yang diselidiki memuat informasi terperinci tentang produsen dan pemasok serta produk yang dijual dan detail kontrak lainnya.

Meskipun penyelidikan sebelumnya oleh otoritas Brasil dan Swedia telah membebaskan Saab dari segala pelanggaran, penyelidikan baru oleh AS ini untuk memastikan kesepakatan pertahanan senilai 5,4 miliar USD di bawah program pengadaan FX-2 oleh Brasil.

Seperti diketahui, Pemerintah Brasil menginisiasi program FX-2 dari tahun 2008 hingga berakhir pada tahun 2014 ketika Saab Gripen Next Generation (varian Gripen E/F) dinyatakan sebagai pemenang tender.

Brasil memutuskan untuk membeli 36 jet Gripen NG, terdiri dari 28 jet kursi tunggal Gripen E dan 8 Gripen F.

Setelah melalui proses produksi, jet pertama Gripen E pesanan Brasil (F-39E) terbang perdana pada 24 September 2020.

Saab mengumumkan niatnya untuk sepenuhnya mematuhi permintaan informasi dari DoJ dan bekerja sama dengan penyelidikan yang saat ini sedang berlangsung.

Namun, Saab menekankan bahwa kewajiban kerahasiaan mencegah pengungkapan lebih lanjut.

Otoritas Swedia menyatakan bahwa semua proses pengadaan 36 Gripen E/F oleh Brasil dilakukan tanpa temuan ketidakwajaran apa pun dari pihak Saab.

Namun, penyelidikan ini tidak sepenuhnya meredakan kontroversi seputar pengadaan tersebut, yang menyebabkan pemerintah Brasil tidak memilih F/A-18 Super Hornet dari Boeing, maupun Rafale dari Dassault, Prancis.

Pengadaan FX-2 membuat perusahaan pertahanan global bersaing untuk mendapatkan pijakan di ekonomi terbesar di Amerika Latin.

Tawaran Saab untuk berbagi teknologi dan berkomitmen pada produksi lokal di Brasil, salah satunya menjadi faktor menarik minat industri pertahanan domestik Brasil sehingga muncul rekomendasi untuk memilih Gripen.

GlobalData mencatat, Saab diproyeksikan menjadi pemasok pesawat sayap tetap militer terbesar kedua di Amerika Latin, dengan pangsa 7,7% dari tahun 2024 hingga 2034.

Seorang juru bicara Saab mencatat bahwa otoritas Brasil dan Swedia sebelumnya telah menyelidiki sebagian dari proses pengadaan pesawat tempur Brasil. Penyelidikan ini ditutup tanpa menunjukkan adanya kesalahan oleh Saab.

Tindakan itu ditujukan untuk memastikan kepatuhan terhadap undang-undang antikorupsi dan transparansi bisnis AS, terutama jika ada kecurigaan pembayaran yang tidak pantas atau pengaruh dalam proses pengadaan asing.

Perusahaan menolak berkomentar lebih lanjut tentang masalah tersebut di luar pernyataan publiknya.

Saab telah membuat langkah maju dalam memperluas program jet tempur Gripen secara global. Pada bulan Oktober 2023, Saab mengirimkan Gripen E produksi seri pertamanya ke FMV Swedia.

Perusahaan tersebut juga telah memperkuat kehadiran internasionalnya, mengamankan kesepakatan dengan Hungaria untuk empat pesawat Gripen C tambahan dan memperpanjang sewa 14 jet Gripen Republik Ceko hingga setelah tahun 2027.

Thailand juga mengisyaratkan preferensinya terhadap Gripen daripada F-16 buatan Lockheed Martin, meskipun kontrak formal masih belum ditandatangani.

Terbaru, Filipina dikabarkan memilih Saab Gripen daripada F-16 dari Amerika Serikat. (RNS)

10 Replies to “Departemen Kehakiman AS melakukan penyelidikan atas penjualan 36 jet tempur Gripen NG oleh Saab ke Brasil”

  1. AS panas produknya gak laku, dengan dalih transparansi ini lah itulah…padahal tujuannya intervensi ..apalagi Brazil sekarang gabung BRICS

  2. Segala macm dicampuri agar sesuai dgn kpntingan sndiri..
    Mau bli pesawat tmpur appapun kn trserah pmbeli n pnjual..
    Ko’ mlah ikut²n cawe²..
    Kgak beli boing kn trserah yg punya duit..

  3. Haaa haaa kini negara2 di Benua Eropa harus mengikuti aturan yang dibuat Amerika. Kalian seperti sapi yg dicucuk hidungnya dan mengikuti pergi dengan tuannya kemana saja. Lama kelamaan jadi budaknya Amerika

  4. Bahahaha alasannya simple, itu karena produknya dibuang jauh2 ke got sama Brazil makanya lakukan penyelidikan 🤣🤣🤣

  5. Salah Brazil kenapa kontrak beli pesawat made in Swedia tapi melalui perusahaan Amerika. Berlakulah UU antikorupsi Amerika kepada siapa saja yang bertransaksi kepada perusahaan Amerika, apalagi kalau belinya dicurigai kemahalan.
    Miriplah kasus Boeing yang jual pesawat kepada maskapai Indonesia dengan harga yang dinilai kemahalan, dan yang melaporkan ke otoritas Amerika adalah Airbus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *