41 tahun berkarier di pesawat C-130 Hercules, pensiunan pilot USAF ini kumpulkan 10.000 jam terbang

Gary Hogg pilot C-130 Hercules dengan 10000 jam terbangUSAF

AIRSPACE REVIEW – Gary Hogg berkarier selama 41 tahun sebagai pilot pesawat angkut C-130 Hercules. Pada 24 September 2024, mantan pilot Angkatan Udara AS (USAF) berusia 65 tahun ini berhasil mengumpulkan 10.000 jam terbang dengan pesawat kebanggannya tersebut.

Hogg mengatakan, jam terbang sebanyak itu setara dengan 416 hari atau lebih dari satu tahun atau setara dengan penerbangan menempuh jarak lebih dari 2 juta mil.

Hogg pensiun dari USAF pada tahun 2004 atau dua puluh tahun yang lalu dengan pengkat terakhir letnan kolonel. Namun ia tetap berkarier sebagai pilot C-130 dan terakhir menjadi pilot uji di AFML (Air Force Materials Laboratory).

Hog menerbangkan berbagai varian C-130. Penerbangan membukukan 10.000 jam terbang ia lakukan dengan pesawat MC-130H II Hercules saat melaksanakan misi uji program modernisasi avionik rutin.

“Ini adalah tonggak sejarah dalam karier yang tidak pernah saya duga sebelumnya, tetapi saya sangat bersyukur telah memiliki kesempatan untuk mengalaminya,” ujar warga asli Kentucky ini kepada Air & Space Forces Magazine.

“Ketika saya mengingat kembali 40 tahun terakhir, saya tahu saya benar-benar diberkati,” lanjutnya.

Jam terbang pertama Hogg di pesawat C-130 Hercules dicapai pada tanggal 23 November 1983 di Pangkalan Angkatan Udara Little Rock, Arkansas. Saat itu ia melaksanakan penerbangan latihan setelah lulus dari Akademi Angkatan Udara dan sekolah penerbangan.

Hanya dua hari setelah menyelesaikan pelatihan penerbangannya di pesawat C-130, Hogg ditempatkan di Pangkalan Angkatan Udara Pope dan dikirim untuk rotasi terbang di seluruh Eropa. Pada saat itulah ia mengatakan bahwa ia benar-benar jatuh cinta dengan pesawat yang kemudian menentukan kariernya tersebut.

“Itu lebih dari sekadar petualangan,” kata Hogg yang awalnya bercita-cita menerbangkan pesawat RF-4 Phantom II atau A-10 Thunderbolt II sebelum memutuskan memilih C-130 Hercules.

“Saya tahu, memilih C-130 adalah keputusan yang tepat bagi saya. Saya menyukai konsep terbang dengan kru dan cara semua orang bekerja sama untuk menyelesaikan misi,” ujarnya.

Pada tahun 1988, Hogg dipilih menjadi pilot khusus untuk menerbangkan C-130E dan MC-130E Combat Talon. Di antara jam terbang yang diraihnya itu Hogg mengalami misinya yang paling mengerikan.

Pada tahun 1993, ia dan kru MC-130E memberikan dukungan kepada 14 helikopter MH-53 Pave Low dalam perjalanan menuju Haiti ketika terjadi badai hebat. Hogg dan krunya harus mencari helikopter yang terbang terpisah dan menyediakan bahan bakar untuk memastikan mereka mendarat dengan aman.

Karena kehabisan bahan bakar, Hogg harus mendarat di Key West, tetapi badai tersebut memutus aliran listrik ke seluruh pulau.

Dengan pesawatnya yang kemudian hampir kehabisan bahan bakar, ia berupaya mendaratkan pesawatnya dua kali, namun gagal. Dia mengatakan bahwa bahan bakar di pesawat hanya tersedia untuk satu pendaratan lagi.

“Untungnya, kami dapat mendarat dan MH-53 kami juga berhasil mendarat di Haiti,” kata Hogg.

Tugas operasi khusus akhirnya membawanya ke Divisi Standar dan Evaluasi Komando Operasi Khusus USAF, tempat ia diperkenalkan menjadi pilot uji terbang C-130 pada tahun 1993.

Jabatan tersebut lah kemudian memberikan kesempatannya untuk menjalani karier keduanya sebagai pilot sipil di tahun 2004 setelah pensiun dari USAF.

Hogg kemudian mengumpulkan lebih banyak pengalaman dan jam terbang menerbangkan sebagian besar varian C-130 Departemen Pertahanan selama bertugas di depot pesawat di Pangkalan Angkatan Udara Robins, Georgia.

Setelah pensiun dari jabatan tugas aktif ini, ia memulai karier keduanya sebagai warga sipil dalam peran yang sama.

“Itu adalah tempat yang bagus karena membuka peluang bagi saya untuk menerbangkan lebih banyak pesawat dalam kapasitas saya sebagai pilot evaluator komando,” kata Hogg.

Sebagai pilot sipil di sini, ia telah mengumpulkan lebih banyak jam terbang C-130 dalam kariernya selama 20 tahun. Ia mengatakan bahwa perannya sebagai Det. 1 AFMC lah yang membuatnya terus terlibat dan berada di udara.

“Saya mendapat kesempatan untuk menguji model dan kemampuan baru, dan saya dapat mencapai lebih banyak hal dengan C-130,” terang dia.

Di tempat tersebut Hogg juga pernah menjabat sebagai Pemimpin Unit AFMC untuk kru pengisian bahan bakar, transportasi, dan pembom.

Dalam perannya sebagai Kepala Pilot untuk Komando Standardisasi dan Evaluasi, Hogg menguji perubahan dan inovasi pesawat baru, tetapi juga menjadi sumber pengetahuan C-130 sebelumnya bagi Det. 1 dengan Skadron Uji Terbang ke-417.

Ditanya mengenai pekerjaannya, Hogg mengaku sangat mencitainya. Ia begitu menikmati pekerjaan ini bersama timnya.

“Pikiran yang terus muncul di benak saya adalah betapa saya menikmati tim yang dibutuhkan untuk menerbangkan C-130. Tim yang berfungsi dengan baik adalah kegembiraan murni di udara,” pungkasnya. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *