AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara Kerajaan Kanada (RCAF) telah menerima enam jet tempur CF-18 Hornet pertama dari 84 unit pesawat yang ditingkatkan.
Proyek Perluasan CF-18 Hornet (HEP) saat ini telah mencapai Kemampuan Operasional Awal (IOC).
Program ini merupakan bagian dari kerja sama lima tahun dengan Kantor Program F/A-18 dan EA-18G (PMA-265).
Keenam CF-18 yang telah ditingkatkan diterima oleh Wing 3 Bagotville. Total 84 pesawat akan menjalani peningkatan melalui proyek ini.
Dikatakan bahwa semua pesawat akan mendapatkan peningkatan interoperabilitas HEP 1 dan 36 pesawat dengan peningkatan kemampuan tempur HEP 2.
RCAF bekerja sama dengan tim Penjualan Militer Asing (FMS) Kanada di PMA-265 untuk memperoleh beberapa sistem dan senjata bagi HEP.
Proyek perluasan ini meningkatkan kemampuan senjata dan avionik CF-18 RCAF guna mendukung misi Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara.
Proyek ini bertujuan untuk menjaga kesiapan RCAF pada masa transisi dari DF-18 ke jet tempur siluman CF-35A, yang diharapkan beroperasi penuh pada awal tahun 2030-an.
RCAF menambahkan, Kemampuan Operasional Penuh diharapkan tercapai pada musim semi tahun 2026, saat semua 84 CF-18 akan dikirimkan, ditingkatkan, dan dioperasikan.
PMA-265 telah bermitra dengan RCAF selama hampir 45 tahun. Sejak April 1980, tim FMS PMA-265 telah memfasilitasi peningkatan pesawat melalui proposal perubahan teknik yang dikembangkan oleh Angkatan Laut AS.
Selain itu, berbagai upaya termasuk akuisisi, pengiriman, dan integrasi sistem senjata Joint Direct Attack Munition (JDAM), serta peningkatan pada pelatih awak pesawat juga dilakukan.
PMA-265 menyediakan dukungan manajemen siklus hidup penuh untuk sistem senjata F/A-18A-D Hornet, F/A-18E/F Super Hornet, dan EA-18G Growler.
Pesawat ini dioperasikan oleh Angkatan Laut dan Korps Marinir AS, serta mitra internasional termasuk Australia, Kanada, Finlandia, Kuwait, Malaysia, Spanyol, dan Swiss. (RNS)