Dirgahayu TNI, menjaga negeri, melindungi Ibu Pertiwi

logo-hut-ke-79-tni

AIRSPACE REVIEW – Pada tanggal 5 Oktober 2024, Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-79. Sebagai tentara rakyat, yang berasal dari rakyat, dan berjuang bersama rakyat, TNI mengemban tugas mulia menjaga negeri, melindungi Ibu Pertiwi.

Tantangan ke depan yang dihadapi oleh TNI akan semakin kompleks di mana perpolitikan dan dinamika dunia tengah diguncang oleh peperangan di berbagai tempat.

Perang yang terjadi, antarnegara dan entitas, berlarut dengan eskalasi yang tinggi dan melelahkan, berkecamuk, menghancurkan berbagai sendi kehidupan, dan menghabisi puluhan ribu bahkan ratusan nyawa manusia, tidak mudah untuk diakhiri karena masing-masing pihak memiliki ambisi dan misi.

Prediksi bahwa perang yang menggunakan perangkat keras, senjata-senjata yang berbahaya, yang semula diramal banyak orang tidak akan terjadi seperti halnya Perang Dunia terdahulu, faktanya semakin menunjukkan hal-hal yang lebih mengerikan.

Ancaman senjata-senjata pemusnah massal tak mungkin lagi diabaikan ketika negara-negara yang bertikai semakin tak bisa dikendalikan.

Dunia menghadapi potensi terjadinya Perang Dunia Ketiga ketika jalur-jalur diplomasi gagal untuk diwujudkan bersama. Bagi negara-negara yang sedang berperang, kemenangan adalah tujuan utama, hal mutlak yang tak bisa ditawar.

Aksi saling balas meluncurkan rudal bvalistik, atau melakukan pengeboman dari udara maupun mengerahkan drone kamikaze, sulit untuk dihentikan ketika negara-negara dengan kekuatan militer terbesar, juga ikut larut atau terlibat dalam perang yang terjadi.

Pelajaran bagi kita tentunya adalah mencegah perang terjadi dengan mengedepankan diplomasi dan menjaga keutuhan kawasan secara bersama-sama.

Tentara Nasional Indonesia di usianya yang ke-79 sejak diresmikan pada 5 Oktober 1945, tentu harus lebih waspada dan terus membenahi diri dengan kemampuan-kemampuan yang mumpuni serta ditopang dengan persenjataan-persenjataan yang canggih.

Tanpa hal itu, sulit untuk mewujudkan TNI yang kuat dan andal dalam menghadapi berbagai potensi ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan bangsa dan negara.

TNI adalah garda terdepan. TNI harus dibangun tidak saja sumber daya manusianya yang profesional dan unggul, namun juga dilengkapi dengan persenjataan-persenjataan modern sesuai zamannya.

Menambah dan meningkatkan persenjataan tiga matra TNI (AD, AL, dan AU) mutlak harus dilakukan karena TNI akan dihadapkan pada kekuatan-kekuatan asing yang juga terus berkembang, memperkuat diri masing-masing.

Bukan untuk tujuan gagah-gagahan atau lomba persenjataan, namun menjaga kesetimbangan kawasan agar TNI memiliki taring dan cakar yang kuat guna melindungi seluruh tumpah darah bangsa, negara, Ibu Pertiwi tercinta.

Kementerian Pertahanan RI menjadi penjuru bagi TNI untuk melengkapi diri atas kebutuhan-kebutuhan sistem persenjataan mutakhir.

Sementara di dalam TNI sendiri, TNI dituntut untuk meningkatkan kemampuan dengan latihan-latihan kerasnya sehingga menjadi TNI yang tangguh dan profesional.

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengobarkan semangat TNI PRIMA, yakni TNI yang Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif. TNI PRIMA tentunya menjadi sebuah cita-cita dan dambaan, tidak hanya bagi TNI sendiri, melainkan bagi segenap bangsa Indonesia.

TNI harus keras terhadap musuh, tapi harus lembut terhadapat rakyat, karena TNI lahir dari rahim rakyat dan berjuang bersama rakyat.

Dirgahayu TNI, Terus Jaya di Darat, Laut, dan Udara! (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *