AIRSPACE REVIEW – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dan Tentera Diraja Udara Malaysia (TUDM) menggelar Latihan Bersama (Latma) Elang Malindo XXIX/24.
Latma dibuka oleh Kolonel Pnb Asep Wahyu Wijaya selaku Exercise Director (Exdir) dari TNI AU dan Kolonel Mohmad Safhree bin Sadek selaku Co-Exdir dari pihak TUDM, di Markas Wing Udara 7, Lanud Supadio, Kalimantan Barat pada 24 September.
Latma Elang Malindo XXIX/24 diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan operasional dan mempererat persahabatan antara kedua angkatan udara. Latihan berlangsung pada 24-27 September.
TNI AU dan TUDM dalam latihan ini melaksanakan Flight Familiarization terlebih dahulu untuk mengenali daerah latihan yang telah disepakati.
Dalam latma ini TNI AU mengerahkan helikopter NAS-332 Super Puma dari Skadron Udara 6, sementara TUDM mengerahkan helikopter EC-725 Caracal.
Setelah itu, kedua angkatan udara melaksanakan Operasi SAR bersama di wilayah Pontianak, Kalimantan Barat pada 25 September. Latihan ini bertujuan memperkuat kerja sama militer, khususnya dalam Operasi Militer Selain Perang.
Disimulasikan kedua angkatan udara melaksanakan operasi SAR bersama menyusul terjadinya bencana alam di Pontianak yang mengakibatkan sejumlah orang hilang dan terdampar.
TNI AU selanjutnya mengerahkan pesawat CN235 dari Skadron Udara 27 untuk menjalankan misi Search and Locate guna menemukan lokasi korban.
Setelah posisi korban teridentifikasi, helikopter NAS332 Super Puma dari Skadron Udara 6 dan pesawat EC-725 Caracal dari TUDM diterbangkan menuju lokasi membawa personel SAR untuk melakukan penyelamatan.
Di lokasi pertama, tim SAR menggunakan teknik rappelling untuk mengevakuasi korban yang terjebak di darat.
Sementara di lokasi kedua, dilaksanakan operasi Water Rescue dengan metode free jump dan hoist untuk menyelamatkan korban yang berada di perairan.
Setelah berhasil dievakuasi, korban segera dipindahkan ke pesawat CN-235 untuk menjalani proses Medevac atau evakuasi medis.
Latma Elang Malindo tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis dalam operasi penyelamatan, tetapi juga mempererat hubungan bilateral kedua negara, khususnya dalam kesiapsiagaan menghadapi situasi darurat di masa mendatang. (RNS)