AIRSPACE REVIEW – Perusahaan pertahanan asal Jerman, Rheinmetall, berhasil melakukan uji tembak pertama menggunakan sistem pertahanan udara Skyranger 35 yang dipasang pada sasis tank tempur utama Leopard 1.
Akun X OSINTtechnical pada 20 September, mengungkapkan uji coba senjata antipesawat gerak sendiri (SPAAG) Skyranger 35 berbasis Leopard 1 tersebut.
Sistem Skyranger 35 dirancang untuk menyediakan pertahanan udara yang sangat mobile terhadap berbagai ancaman udara, termasuk pesawat tanpa awak, helikopter, dan pesawat terbang rendah.
Skyranger 35 diintegrasikan dengan sistem penargetan canggih, termasuk radar pencarian AESA 360 derajat dan radar pelacak pita.
Sensor-sensor ini bekerja bersama unit sensor elektro-optik yang sepenuhnya stabil, menyediakan deteksi dan pelacakan target yang sangat lincah tanpa hambatan.
Dilaporkan, selama pengujian sistem tersebut menunjukkan kemampuannya untuk menyerang target udara secara akurat.
Kanon revolver 35mm-nya dapat menembakkan hingga 1.000 peluru per menit dan menggunakan sistem penargetan yang canggih.
Dilengkapi dengan jenis amunisi seperti peluru Ahead airburst, senjata ini secara efektif menetralkan ancaman yang bergerak cepat dengan menyebarkan subproyektilnya.
Dengan mengintegrasikan sistem tersebut ke sasis Leopard 1, Rheinmetall bertujuan untuk meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas operasional sekaligus menekan biaya.
Leopard 1, meskipun merupakan platform yang lebih tua, tetap tangguh dan andal, menjadikannya pilihan yang ideal untuk peningkatan tersebut.
Ketersediaannya yang luas memungkinkan negara-negara dengan armada Leopard 1 yang ada untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara mereka tanpa berinvestasi pada platform sama sekali baru. (RBS)