AIRSPACE REVIEW – Boeing pada 20 September 2024 telah menuntaskan penerbangan perdana pesawat E-7 Wedgetail untuk Angkatan Udara Inggris (RAF).
Selama penerbangan tersebut, kru uji terbang Boeing melakukan pemeriksaan fungsional pesawat. Penerbangan dari Bandara Birmingham ini menandai tonggak penting dalam fase uji dan evaluasi program E-7 pesanan RAF.
Boeing menyatakan, Inggris memesan tiga unit pesawat ini. E-7 dibangun berdasarkan basis pesawat jet komersial 737 NG.
Modifikasi dilakukan di Inggris oleh lebih 100 orang di STS Aviation Services di Birmingham.
“Penerbangan Pemeriksaan Fungsional yang aman dan sistematis ini merupakan langkah penting bagi Boeing dan RAF sebagai bagian dari pengujian dan evaluasi kami yang ketat dan ekstensif,” kata Stu Voboril, Wakil Presiden Boeing dan Manajer Program E-7.
Ia menambahkan, tim Boeing berkomitmen untuk memastikan E-7 memberikan keamanan, kualitas, dan kemampuan yang telah dijanjikan kepada pelanggan.
Sementara Kolonel Richard Osselton, Direktur Program RAF untuk Wedgetail mengatakan, penerbangan perdana E-7 RAF merupakan upaya luar biasa dari tim program RAF, DE&S, Boeing, dan STS Aviation.
Boeing menambahkan, pesawat E-7 Wedgetail mampu mendeteksi dan mengidentifikasi target musuh dari jarak jauh dan melacak berbagai ancaman udara dan laut secara bersamaan dengan cakupan 360 derajat melalui sensor Multi-role Electronically Scanned Array (MESA).
Sensor ini memberi prajurit kesadaran multidomain yang penting dan keunggulan keputusan komando dan kendali.
“Kami bangga dengan lini modifikasi E-7 yang tangguh yang telah kami dirikan di Inggris untuk menghadirkan armada Airborne Early Warning & Control masa depan RAF,” kata Maria Laine, Presiden Boeing Inggris, Irlandia, dan negara-negara Nordik.
Armada E-7 RAF akan ditempatkan di RAF Lossiemouth di Skotlandia.
RAF berpartisipasi dalam perjanjian trilateral dengan Angkatan Udara Australia (RAAF) dan Angkatan Udara AS (USAF) menuju interoperabilitas Wedgetail, pengembangan kapabilitas, evaluasi dan pengujian, pemeliharaan, operasi, pelatihan, dan keselamatan.
Selain RAAF, Republic of Korea Air Force (RoKAF), dan Turkish Air Force (TAF) juga mengoperasikan E-7.
Saat ini Boeing juga sedang membangun dua prototipe pesawat E-7 cepat untuk USAF. Sementara tahun lalu NATO mengumumkan pemilihan E-7 untuk misi AEW&C-nya.
Armada E-7 global yang terus berkembang memberikan interoperabilitas sistem misi, kesiapan misi dan keunggulan biaya siklus hidup, serta jalur pertumbuhan teknis umum untuk tetap menjadi yang terdepan dalam menghadapi ancaman global.
Akhir musim gugur ini, setelah serangkaian uji terbang dan evaluasi lebih lanjut, pesawat akan berangkat ke fasilitas pengecatan untuk menerima corak RAF-nya, kata Boeing. (RNS)