AIRSPACE REVIEW – China menghadirkan pesawat angkut strategis militer Xian Y-20 di Pameran Dirgantara dan Pertahanan Afrika (AAD) 2024 di Afrika Selatan. Ini adalah penampilan kedua pesawat ini di benua Afrika, setelah sebelumnya hadir di Pameran Udara Internasional Mesir.
Kehadiran Y-20 di AAD 2024 mencerminkan minat China yang semakin besar dalam memperkuat kerja sama militer dengan negara-negara Afrika, sekaligus mencari peluang ekspornya.
Dikembangkan oleh Xian Aircraft Industrial Corporation, Y-20 adalah pesawat angkut berat pertama yang diproduksi di dalam negeri China.
Ukuran dan kinerjanya sebanding dengan Ilyushin Il-76 Rusia dan Boeing C-17 Globemaster III AS.
Y-20 dirancang untuk memenuhi persyaratan pengangkutan udara strategis dan taktis Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF).
Sejak penerbangan perdananya pada tahun 2013 dan mulai beroperasi pada tahun 2016, pesawat ini telah menjadi aset utama bagi operasi logistik militer China, yang secara signifikan meningkatkan jangkauan globalnya.
Untuk spesifikasinya, Y-20 memiliki kapasitas muatan maksimum 60 hingga 65 ton dan berat lepas landas maksimum 220 ton, dengan panjang 47 m dan lebar sayap 50 m.
Fleksibilitasnya terletak pada kemampuannya untuk mengangkut berbagai peralatan militer, termasuk tank, kendaraan lapis baja lainnya, dan helikopter serang seperti Changhe Z-10.
Y-20 mengintegrasikan beberapa teknologi canggih, termasuk glass cockpit yang dilengkapi dengan tampilan head-up (HUD) untuk pilot, dan menggunakan material komposit dalam konstruksinya untuk mengurangi bobot sekaligus mempertahankan kekuatan dan daya tahan.
Versi awal ditenagai oleh empat mesin D-30KP-2, sedangkan versi terbaru Y-20B telah dilengkapi dengan mesin WS-20 yang lebih bertenaga.
Pesawat Y-20 yang dipamerkan di AAD 2024 ditugaskan ke Resimen Transportasi ke-12, bermarkas di Pangkalan Udara Qionglai di Chengdu, China barat daya. (RBS)