AIRSPACE REVIEW – Pemerintahan Inggris yang baru diberitakan berkemungkinan akan memotong anggaran pertahanan karena bergulat dengan kesulitan keuangan.
Hal ini disinyalir akan berdampak pada pengurangan pembelian F-35B, karena di saat bersamaan Inggris sedang mengembangkan jet tempur generasi keenam Tempest bersama dengan Jepang dan Italia, yang namanya menjadi Global Combat Air Programme (GCAP).
Dengan komitmen pemerintah Inggris yang kuat terhadap pengembangan Tempest, media menilai akan sulit bagi Inggris untuk membiayai dua program jet tempur siluman secara bersamaan.
Dampak lainnya juga akan berpengaruh pada program mengintegrasikan senjata baru pada F-35B yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Inggris (RAF) saat ini.
Sumber pertahanan Inggris yang tidak disebutkan namanya telah menyampaikan kekhawatiran mengenai hal itu kepada surat kabar The Telegraph.
Dikatakan bahwa potensi pemotongan armada F-35B yang direncanakan berjumlah 138 pesawat, berkemungkinan terjadi. Terlebih Inggris baru memesan 48 unit. Dari jumlah tersebut, 34 pesawat di antaranya telah dikirimkan.
Pemerintah Konservatif sebelumnya mengonfirmasi sedang bernegosiasi untuk membeli 27 pesawat lagi untuk dikirimkan pada tahun 2033.
Sumber yang sama mengatakan bahwa pemerintahan Buruh yang baru sedang berjuang untuk menemukan dana guna membiayai F-35B yang telah dijanjikan.
Dalam pidato besar pertamanya sebagai pemimpin Inggris, Perdana Menteri Sir Keir Starmer memperingatkan bahwa anggaran pemerintah yang akan datang akan memprihatinkan.
Partai Buruh mengatakan bahwa mereka menghadapi kesenjangan dalam keuangan publik sebesar £22 miliar (29 miliar USD), warisan dari pemerintahan Konservatif sebelumnya.
TWZ baru-baru ini menulis, biaya satuan F-35 dapat berubah secara berkala, sebagai akibat dari inflasi dan faktor-faktor lain, serta versi spesifik pesawat tersebut. Sebelumnya terjadi polemik mengenai harga F-35.
Kantor Program Gabungan F-35 memberi tahu beberapa media bahwa harga satuan rata-rata di semua varian, termasuk mesin F135 pesawat, dan berdasarkan lot produksi terbaru, adalah sekitar 82,5 juta USD.
Varian F-35B secara konsisten berharga lebih mahal daripada varian A dan C. Harga satuan pesawat ini pun dapat lebih tinggi lagi untuk konfigurasi terbaru Blok IV.
Begitu juga dengan boaya operasi dan pemeliharaan F-35 akan terus meningkat karena berbagai hal.
Ben Wallace, Menteri Pertahanan Konservatif terakhir, sebelumnya juga menyuarakan kekhawatiran tentang biaya armada F-35B, yang ia gambarkan sangat tinggi.
Ketika pemerintah Buruh mencari cara untuk mengatasi kekurangan itu, F-35B secara luas dipandang sebagai target potensial.
Tobias Ellwood, Wakil Menteri Luar Negeri di Kementerian Pertahanan Inggris di bawah Konservatif, menyatakan bahwa memotong anggaran armada F-35 akan membahayakan Inggris.
“Memotong armada F-35 kita akan membahayakan Inggris. Meningkatnya ancaman global sudah menimbulkan tuntutan yang menantang bagi pertahanan Inggris. Mari kita tetap berkomitmen pada program awal dan bersiap lebih baik untuk masa-masa sulit di masa mendatang,” tulis dia.
Permasalahan F-35 terbilang cukup menantang bagi Kementerian Pertahanan Inggris di tengah pemotongan anggaran pertahanan.
Meneruskan program Tempest adalah satu komitmen, namun komitmen lainnya juga terletak pada optimalisasi jet tempur F-35B. (RNS)