AIRSPACE REVIEW – Beberapa hari lalu beredar di media sosial foto yang memperlihatkan sistem pertahanan udara Pantsir-S1M Rusia di sekitaran Jembatan Kerch di Semenanjung Krimea.
Penempatan sistem pertahanan udara tersebut terlihat dalam gambar yang dipublikasikan oleh saluran Telegram “Crimean Wind”.
Gambar satelit mengonfirmasi bahwa sistem Pantsir telah ada di jembatan tersebut setidaknya selama sebulan. Hal ini menunjukkan strategi jangka panjang untuk melindungi rute penting ini dari potensi serangan Ukraina, menurut pengamat.
Varian khusus yang ditempatkan di sana adalah model ekspor Pantsir yang menampilkan kabin lapis baja yang dipasang pada sasis KamAZ-53958 yang dicat dengan kamuflase gurun.
Versi ini merupakan prototipe yang sebelumnya ditampilkan dalam Parade Kemenangan di Tula dan dipamerkan di Forum Army-2024.
Pantsir-S1M menawarkan beberapa spesifikasi taktis dan teknis yang lebih baik dibandingkan model standar, termasuk peningkatan jangkauan dan kemampuan ketinggian untuk menyerang target udara.
Sistem ini dapat menggunakan dua jenis rudal, yaitu 57E6M-E dan 57E6-E, yang keduanya merupakan bagian integral dari sistem Pantsir-S1.
Pantsir-S1M dirancang untuk pertahanan udara militer kecil dari serangan pesawat, helikopter, rudal jelajah, rudal balistik taktis, dan senjata presisi.
Menanggapi beredarnya foto Pantsir-S1M Rusia di Jembatan Kerch atau Jembatan Krimea, Juru Bicara Angkatan Laut Ukraina Dmytro Pletenchuk memberikan tanggapannya.
Ia menyebut, Rusia tidak hanya menempatkan Pantsir-S1M untuk melindungi Jembatan Krimea, melainkan juga sistem pertahanan udara lainnya termasuk yang paling canggih yaitu S-500 Prometheus.
“Musuh menggunakan semua sistem pertahanan udara yang ada. Saya tidak yakin tentang sistem TOR, tetapi kita dapat melihat bahwa mereka menggunakan sistem jarak jauh dan jarak pendek. Ini adalah sistem seperti S-300, S-400 dan bahkan S-500, dan, tentu saja Pantsir,” kata Pletenchuk.
Ukraina gunakan USV
Menyadari bahwa Rusia mengerahkan sistem pertahanan udara canggih untuk menangkal serangan dari atas, Ukraina mengakali penyerangan terhadap Jembatan Kerch yang sangat vital bagi transportasi ke Semanjung Krimea dengan menggunakan Kendaraan Permukaan Tak Berawak (USV) atau biasa disebut juga drone boat.
USV merupakan perahu tak berawak yang ditugaskan membawa muatan bahan peledak untuk melaksanakan misi bunuh diri terhadap sasaran lawan.
Ukraina adalah salah satu negara yang telah menggunakan USV dalam perang melawan Rusia. USV yang disebut Sea Baby ini telah digunakan oleh Ukraina untuk menyerang sasaran milik Rusia, termasuk kapal dan jembatan.
Pada 17 Agustus tahun lalu, CNN melaporkan bahwa Ukraina telah menggunakan Sea Baby untuk menghancurkan Jembatan Kerch.
Rekaman penyerangan menggunakan Sea Baby awalnya dirilis oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU). Ada beberapa video yang menunjukkan kapal drone itu sendiri dalam sebuah pengujian serta penggunaannya saat menyerang jembatan.
Urutan yang menunjukkan serangan di jembatan terlihat baik dari perspektif kamera yang dipasang di kapal drone maupun dari jembatan itu sendiri.
Tampaknya hal itu dari sistem TV sirkuit tertutup. Tidak jelas bagaimana SBU datang untuk mendapatkan rekaman CCTV tersebut.
Dalam video dari sudut pandang USV, Sea Baby terlihat beberapa saat sebelum menabrak salah satu penyangga beton Jembatan Kerch.
Menurut laporan itu, Sea Baby membawa hingga 1.800 pon (850 kg) bahan peledak. Muatan ini lebih besar dari tipe kapal drone Ukraina lainnya.
Video CCTV menunjukkan momen tumbukan satu USV di ruas jalan jembatan. Kira-kira lima menit kemudian, USV lain mendekat dari arah berlawanan dan menabrak bagian rel kereta api jembatan.
Pada saat ledakan, sebuah kereta terlihat melintasi jembatan, meskipun tidak diketahui apakah waktu serangan itu bertepatan dengan ini.
Kepala Dinas SBU Vasyl Maliuk mengatakan, pengembangan USV Sea Baby dimulai tepat setelah invasi skala penuh Rusia pada Februari 2022.
Kapal drone Sea Baby diproduksi secara lokal dan tanpa keterlibatan pihak Barat. Maliuk menegaskan, drone kapal merupakan sebuah penemuan unik yang dikembangkan oleh Dinas Keamanan Ukraina.
Dikatakan, dengan menggunakan USV, SBU berhasil melakukan serangan terhadap berbagai sasaran di tengah kelengahan pasukan Rusia yang orientasi pertahanannya lebih mengarah ke atas. (RNS)