AIRSPACE REVIEW – Angkatan Dirgantara Rusia (Russian Aerospace Forces/VKS) mengatakan mereka telah menghancurkan sistem rudal permukaan ke udara S-125 (varian Pechora-2D) milik Angkatan Bersenjata Ukraina pada pertengahan Agustus lalu.
Serangan Rusia terhadap sistem SAM S-125 Angkatan Bersenjata Ukraina itu disebutkan berada di Oblast Sumy.
Gambar-gambar yang dipublikasikan di media sosial merupakan konfirmasi visual pertama dari kekalahan sistem antipesawat yang langka tersebut.
Sistem yang tampaknya layak menjadi benda museum ini, masih digunakan hingga saat ini dan tidak hanya efektif tetapi juga dimodernisasi secara berkala.
Sistem S-125 Neva/Pechora, yang dikenal sebagai SA-3 Goa dalam kodifikasi NATO, adalah sistem pertahanan darat ke udara yang dikembangkan oleh Uni Soviet pada tahun 1960-an.
Dirancang untuk bertahan terhadap target udara ketinggian menengah, sistem ini menggunakan rudal berpemandu radar untuk mencegat pesawat dan rudal jelajah.
Versi Pechora-2D dari sistem pertahanan udara S-125 Neva merupakan peningkatan signifikan dari model asli yang dirancang untuk memperpanjang masa operasionalnya dan meningkatkan kemampuan pertahanannya.
Peningkatan ini, awalnya dilakukan oleh perusahaan Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet pada Desember 1991.
Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2000-an dan berfokus pada peningkatan jangkauan, akurasi, dan ketahanan terhadap tindakan penanggulangan elektronik.
Pechora-2D dibedakan dengan integrasi radar dan peralatan kontrol baru yang memungkinkan deteksi target yang lebih baik dan pelacakan yang lebih akurat, bahkan di lingkungan yang penuh dengan gangguan elektronik.
Sistem ini juga dilengkapi sistem panduan yang lebih baik yang meningkatkan kemungkinan penghancuran target.
Selain itu, sistem ini telah disesuaikan untuk penyebaran yang lebih cepat dan operasi otonom, dengan komponen bergerak yang dapat dengan mudah dipindahkan jika menghadapi ancaman yang datang.
Sistem pertahanan udara S-125 Neva/Pechora mulai digunakan oleh tentara Uni Soviet pada awal tahun 1960-an.
Meskipun jangkauan efektif dan ketinggian tembaknya lebih pendek dibandingkan model sebelumnya, desain dua tahapnya telah menunjukkan efisiensi lebih tinggi terhadap target yang dapat bermanuver dan terbang rendah.
Sistem ini menggunakan rudal 5V24 (V-600) yang dapat mencapai kecepatan terbang 3 hingga 3,5 Mach.
Meskipun usianya sudah cukup tua, sistem pertahanan udara S-125 telah menunjukkan efektivitas yang relatif tinggi selama konflik bersenjata di Suriah.
Misalnya pada tahun 2015, rudal pertahanan udara S-125 Suriah menjatuhkan pesawat nirawak MQ-1 Predator Amerika yang melakukan penerbangan pengintaian di dekat kota Latakia.
Selain Suriah, kini Ukraina juga masih mengandalkan sistem rudal pertahanan udara yang diperkenalkan 70 tahun silam tersebut dalam peperangan modern. (RBS)