AIRSPACE REVIEW – Garda Nasional Siprus dilaporkan pada awal Agustus lalu telah menerima kendaraan antitank pertama Enok AB dari 60 yang dipesan.
Kendaraan taktis ringan ini dirancang untuk membawa rudal antitank Spike LR2 buatan Israel.
Kendaraan Enok, yang menjadi dasar varian ini, dikembangkan berdasarkan platform Mercedes-Benz G-Class, yang awalnya ditujukan untuk militer Jerman.
Sejak diperkenalkan, Enok telah diproduksi dalam beberapa versi, termasuk Enok 5.4 dan Enok 6.1, yang memiliki lapisan baja yang lebih baik dan kemampuan ditingkatkan.
Versi-versi ini telah diintegrasikan ke dalam berbagai peran dalam Angkatan Bersenjata Jerman (Bundeswehr), seperti tugas patroli, kepolisian militer, dan penjinakan bahan peledak.
Dikenal juga sebagai Kendaraan Patroli Lapis Baja Ringan (LAPV), Enok dibuat untuk beroperasi di berbagai lingkungan yang menantang.
Varian awal Enok, menawarkan tingkat perlindungan pada level STANAG 1, memiliki ketahanan terhadap tembakan senjata ringan dan pecahan peluru artileri.
Sementara varian Enok AB adalah versi lebih ringan dan kompatibel untuk dibawa lewat udara yang dikembangkan oleh ACS Armoured Car Systems.
Model ini dirancang untuk penyebaran cepat dan dapat diangkut dengan helikopter berat seperti Boeing CH-47 atau Sikorsky CH-53.
Di antara konfigurasinya adalah model antitank yang dijuluki “Tankhunter”, dilengkapi dengan rudal berpemandu Spike.
Garda Nasional Siprus sendiri menyatakan minatnya pada rudal antitank generasi ke-5 sejak awal tahun 2021, dengan menjajaki opsi dari pasar Eropa dan Israel.
Pada tahun 2023, Siprus menyelesaikan perjanjian untuk memperoleh rudal antitank versi Spike LR2 Israel dari konsorsium EuroSpike, yang meliputi Rafael Advanced Defense Systems, Diehl, dan Rheinmetall.
Perjanjian ini awalnya dibagikan oleh perwakilan EuroSpike di acara DEFEA 2023 dan kemudian dikonfirmasi selama konferensi Pertahanan dan Keamanan yang diadakan di Nicosia pada 15-16 Mei 2023.
Seri rudal Spike dikembangkan oleh perusahaan Israel Rafael Advanced Defense Systems, dirancang sebagai respons terhadap kebutuhan akan sistem rudal antitank (ATGM) yang serbaguna dan efektif.
Spike LR2 dibangun berdasarkan kemampuan model sebelumnya dengan peningkatan jangkauan, daya mematikan, dan penetrasi terhadap lapis baja.
Rudal dengan berat 12,7 kg ini dilengkapi dengan dua pilihan hulu ledak. Pertama hulu ledak HEAT tandem untuk melawan lapis baja reaktif dan kedua hulu ledak multiguna untuk menembus struktur berbenteng.
Spike LR2 dilengkapi dengan panduan elektro-optik canggih, yang mencakup sensor inframerah tak berpendingin dan sensor siang definisi tinggi.
Memungkinkannya untuk menyerang target pada jarak hingga 5,5 km saat diluncurkan dari darat atau 10 km dari helikopter. (RBS)