AIRSPACE REVIEW – Angkatan Darat Turkiye telah memulai mengintegrasikan sistem kendali dan komando jarak jauh yang canggih ke dalam operasinya dengan memanfaatkan anjing yang dilatih khusus untuk membantu tentara di lingkungan berisiko tinggi.
Sistem ini dirancang untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi personel militer, dan saat ini sedang dalam tahap pengujian dan penyempurnaan.
Sistem ini secara khusus dikembangkan untuk Angkatan Bersenjata Turkiye (TSK) dan akan digunakan pada anjing yang dilatih di pusat veteriner militer di Gemlik, Bursa.
Anjing-anjing tersebut, terutama dari jenis Belgian Malinois, German Shepherd, dan Labrador, menjalani pelatihan ketat di delapan bidang khusus, termasuk deteksi bahan peledak, pembersihan ranjau, deteksi narkotika, pencarian dan penyelamatan, pengintaian, patroli, dan pelacakan.
Setelah sekitar 20 bulan persiapan intensif, anjing-anjing ini dapat dikerahkan dalam operasi domestik dan internasional untuk menjalankan peran penting kontra-terorisme.
Dilansir oleh Army Recognition (23/7), selama demonstrasi seekor anjing Belgian Malinois berusia tiga tahun bernama Parka dilengkapi dengan perangkat tersebut selama latihan di gua-gua dan terowongan.
Parka berhasil menetralkan ancaman yang disimulasikan, sementara personel TSK memantau pergerakan anjing tersebut melalui umpan langsung dari kamera yang terintegrasi.
Sistem yang masih dalam tahap pengembangan ini diharapkan dapat diproduksi secara massal dan ditambahkan ke inventaris TSK setelah penyempurnaan.
Peralatan tersebut meliputi rompi khusus, kamera, kacamata, dan helm, yang memberikan umpan balik visual secara langsung dari sudut pandang anjing.
Sistem ini memungkinkan personel untuk memandu anjing mereka dengan lebih efektif dalam situasi berbahaya dan berkontribusi pada keberhasilan misi.
Selain itu, anjing-anjing tersebut dilengkapi dengan headset yang memungkinkan mereka menerima perintah jarak jauh, memastikan mereka dapat kembali dengan aman kepada pawangnya jika situasi menjadi terlalu berbahaya. (RBS)