AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara Kerajaan Brunei (RBAirF) baru saja mengadakan upacara peletakan batu pertama di Pangkalan Angkatan Udara Rimba untuk gedung baru bagi Skuadron Sistem Udara Nirawaknya.
Seremoni pada 23 Agustus ini menandai langkah penting dalam meningkatkan kemampuan operasional RBAirF ke depannya.
Pembangunan gedung baru diresmikan oleh Komandan RBAirF Brigadir Jenderal (U) Dato Seri Pahlawan Mohd Sharif Bin Dato Paduka Haji Ibrahim, dihadiri oleh pejabat senior dari Kementerian Pertahanan dan RBAirF.
Dengan total luas lantai 2.272 meter persegi, bangunan tersebut akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti kantor, ruang konferensi, ruang simulator, ruang seminar, gudang, dan ruang kerja.
Fasilitas baru ini akan memainkan peran penting dalam mendukung operasi Skuadron Sistem Udara Nirawak, yang mencakup penggunaan lima pesawat nirawak Insitu RQ-21 Blackjack untuk misi keamanan dan pengawasan maritim.
Drone intai Insitu RQ-21 Blackjack dikembangkan oleh Boeing Insitu, tergolong sebagai sistem udara nirawak taktis kecil (STUAS).
Penerbangan pertamanya berlangsung pada 28 Juli 2012 dan diperkenalkan pada April 2014.
RQ-21 Blackjack terutama digunakan oleh Korps Marinir dan Angkatan Laut AS, dengan pengguna lain termasuk Angkatan Darat Australia.
Pada tahun 2017, sekitar 109 sistem, yang masing-masing terdiri dari lima kendaraan udara, telah dibangun.
RQ-21A Blackjack dirancang untuk misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR), yang mampu membawa berbagai muatan, termasuk kamera siang/malam, penanda inframerah, dan pencari jarak laser.
Untuk spesifikasinya, drone ini memiliki lebar sayap 4,9 m dan dapat membawa muatan 18 kg, dengan daya tahan maksimum 24 jam.
Drone dapat diluncurkan dan diambil kembali menggunakan peluncur pneumatik dan sistem Skyhook, yang memungkinkan operasi yang fleksibel di darat dan di laut. (RBS)