Sudah tersedia Z-20 dan Z-18 buatan lokal, PLA masih membeli Mi-171 tambahan dari Rusia, ini penyebabnya

Mi-171PLA

AIRSPACE REVIEW – Di tengah pesatnya modernisasi militernya dan kemajuan dalam industri dirgantaranya, China terus membeli sejumlah helikopter baru Mi-171 dari Rusia.

Keputusan ini menimbulkan pertanyaan mengapa China, yang mampu memproduksi helikopter modern sendiri, masih berinvestasi pada platform Rusia ini?

Ketertarikan militer China yang berkelanjutan pada Mi-171 menurut Army Recignition didorong oleh beberapa faktor.

Pertama, kemampuannya untuk beroperasi dalam kondisi sulit, khususnya di dataran tinggi seperti Tibet dan perbatasan dengan India, di mana tantangan geografis menghadirkan tuntutan operasional khusus.

Mesin baru VK-2500 yang lebih bertenaga memungkinkan Mi-171 untuk membawa beban berat bahkan di dataran tinggi, yang sangat penting untuk operasi di wilayah ini.

Kedua, fleksibilitas Mi-171 membuatnya sangat diperlukan bagi PLA. Helikopter ini dapat digunakan untuk transportasi pasukan, dukungan logistik, misi kemanusiaan, dan bahkan operasi tempur.

Mi-171 dapat mengangkut 26 penumpang atau 16 tentara bersenjata lengkap atau muatan hingga 4.000 kg. Helicopter juga dapat dipersenjatai untuk misi serbu.

Fleksibilitas ini mengurangi kebutuhan untuk memperoleh berbagai jenis helikopter untuk berbagai misi, sehingga menyederhanakan logistik dan pemeliharaan.

Faktor penting lainnya adalah biaya. Dibandingkan dengan helikopter Barat seperti UH-60 Black Hawk buatan Amerika Serikat, maka Mi-171 jauh lebih terjangkau, dengan perkiraan biaya 6 juta dolar AS per unit, dibandingkan dengan 50 juta dolar AS untuk Black Hawk.

Perbedaan harga ini memungkinkan China untuk memperoleh sejumlah besar helikopter guna melengkapi pasukannya secara lebih ekstensif sekaligus mengoptimalkan anggaran militernya.

Mengapa pula PLA tidak membeli Z-20 dan Z-18 buatan dalam negeri?

Industri dirgantara China telah mengembangkan beberapa model helikopter militer serbaguna lokal, terutama Z-20 dan Z-18, yang secara teoritis mampu menjalankan misi yang mirip dengan Mi-171.

Akan tetapi, meskipun ada kemajuan ini, model-model ini belum dianggap sebagai penerus penuh bagi Mi- 171 milik PLA.

Z-20, yang sering dibandingkan dengan Black Hawk Amerika Serikat, belum menunjukkan keandalan yang setara dengan Mi-171 dalam kondisi ekstrem, terutama di ketinggian tinggi.

Selain itu, kemampuan perlindungan dan persenjataan Z-20 tidak secanggih Mi-171, sehingga membatasi efektivitasnya dalam situasi pertempuran intensif.

Adapun Z-18, meskipun merupakan helikopter angkut berat dengan kemampuan yang mengesankan, kinerjanya kurang efektif dibandingkan Mi-171 di lingkungan dataran tinggi, dan biaya produksinya juga lebih tinggi.

Keterbatasan ini menjelaskan mengapa PLA terus mengandalkan Mi-171 untuk misi kritis, di mana keandalan dan kekokohan adalah yang terpenting.

Keputusan China untuk terus mengakuisisi helikopter Mi-171 dari Rusia, meskipun mengembangkan modelnya sendiri, menggambarkan pragmatisme militer yang berfokus pada efisiensi dan keandalan.

Pilihan ini menyoroti kepercayaan berkelanjutan PLA terhadap kemampuan Mi-171 yang telah terbukti, khususnya dalam konteks di mana helikopter dalam negeri belum membuktikan keefektifannya sepenuhnya.

Militer China memperoleh helikopter Mi-171 pertamanya pada tahun 1990-an dan sekarang memiliki sekitar 200 unit. (RBS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *