AIRSPACE REVIEW – Rusaia merilis foto perdana jet tempur generasi kelima Rusia S-57 yang dilengkapi dengan prototipe pesawat serang tak berawak S-71 rancangan perusahaan Sukhoi. Foto tersebut awalnya dikira hoaks.
Sebelumnya pada 1 April 2024, rincian paten untuk pengembangan pesawat nirawak serang udara S-71 dan metode operasionalnya telah diungkapkan ke publik.
Namun, karena waktunya yang bertepatan dengan April Mop, banyak yang menganggap berita itu sebagai lelucon atau hoaks belaka. Kini, gambar paten tersebut telah menjadi kenyataan.
Pada akhir Juli 2024, Sergey Chemezov, kepala perusahaan negara Rostec, secara resmi mengonfirmasi masuknya pesawat tanpa awak S-71 ke dalam persenjataan pesawat generasi kelima Rusia.
Drone revolusioner ini memiliki kemampuan luar biasa untuk mengidentifikasi target secara otomatis dan memutuskan apakah serangan diperlukan.
S-71 ini memiliki sistem otonomi yang luar biasa, dapat berfungsi secara independen dalam mode otomatis, mendeteksi dan menyerang target dengan sendirinya.
Selain itu, drone ini dapat beroperasi dalam mode relai, mengirimkan informasi tentang target yang terdeteksi dan menunggu instruksi serangan dari stasiun kontrol darat bergerak.
Yang mengesankan, drone ini juga dapat menerima konfirmasi serangan dari operator pilot di atas pesawat peluncur. Hal ini tidak diragukan lagi menandai lompatan signifikan dalam teknologi peperangan modern.
Berbagai sumber menunjukkan bahwa pengembangan pesawat nirawak multiguna ini kemungkinan telah dimulai pada tahun 2019.
Dengan dimulainya operasi militer khusus pada Februari 2022, proses pengembangannya dipercepat agar dapat diproduksi secara cepat.
Selain itu, Sukhoi telah membangun lini produksi sendiri untuk sistem kendali dan panduan guna mengurangi ketergantungan pada pemasok komponen eksternal.
Drone S-71 memiliki desain trapesium yang meminimalkan tanda radar, sayap dapat dilipat untuk mengurangi hambatan, sirip V untuk stabilitas.
S-71 dilengkapi dengan mesin turbofan TRDD-50 yang juga digunakan pada rudal jelajah canggih Rusia Kh-59M dan Kh-101. Drone ini dapat mencapai kecepatan hingga Mach 0,6 dan mampu terbang hingga ketinggian 8.000 m. Sedangkan jangkauannya masih dirahasiakan.
Drone S-71 tersedia dalam dua varian, yaitu S-71M Monokhrom dan S-71K Kilim.
Varian Monokhrom dapat disimpan di dalam kompartemen internal pesawat tempur, sedangkan varian Kilim dirancang untuk digantung secara eksternal.
Varian Monokhrom dilengkapi dengan hulu ledak modular dan sistem pemandu elektro-optik, efektif dalam kondisi terang maupun gelap, dan dapat dikontrol melalui saluran data yang terhubung ke operator.
Selain itu, dalam mode otonom, drone dapat memanfaatkan data di dalam pesawat untuk menemukan dan menyerang target, yang memerlukan konfirmasi operator sebelum menyerang.
Sementara varian Killim pada dasarnya adalah versi drone yang lebih ramping. Drone ini dirancang dengan fungsi sebagai rudal udara ke darat yang presisi.
Belum ada informasi, apakah S-71 akan atau telah digunakan dalam misi tempur di Ukraina oleh militer Rusia. (RBS)
Sepertinya Rusia smakin maju selangkah demi selangkah dalam menciptakan dan mengembangkan produk teknologi