AIRSPACE REVIEW – SAAB telah menyampaikan kepada pemerintah India bahwa jika Gripen-E terpilih untuk program Pesawat Tempur Multi-Peran (MRFA), maka perusahaan tersebut berjanji untuk memproduksi antara 20-25 pesawat tempur per tahun untuk Angkatan Udara India (IAF).
Raksasa perusahaan kedirgantaraan Swedia tersebut menegaskan bahwa fasilitasnya di Linköping dapat memproduksi hingga 25 pesawat tempur Gripen-E setiap tahunnya.
Berbagai laporan, terutama dari sumber-sumber India, menunjukkan bahwa New Delhi bermaksud untuk meningkatkan armada tempur udaranya secara cepat dan signifikan dalam 6-7 tahun ke depan.
Oleh karena itu, pencarian produsen berkualitas yang mampu memproduksi setidaknya 18 pesawat tempur per tahun sedang dilakukan.
Program MRFA India merupakan inisiatif ambisius yang bertujuan untuk memodernisasi armada IAF dengan memperoleh jet tempur serbaguna yang canggih.
Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operasional Angkatan Udara India dalam berbagai skenario pertempuran, termasuk superioritas udara, serangan darat, pengintaian, dan peperangan elektronik, program ini diharapkan melibatkan investasi dan kolaborasi yang signifikan dengan produsen pertahanan internasional.
Beberapa perusahaan kedirgantaraan global telah menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dalam program MRFA.
Mereka menawarkan jet tempur terbaru dan tercanggih generasi 4,5 untuk memenuhi persyaratan IAF.
Dari Amerika Serikat, Lockheed Martin menawarkan F-21, varian F-16 yang dirancang khusus untuk India. Sementara Boeing menghadirkan F/A-18E/F Super Hornet.
Dari Eropa Barat, Dassault Aviation memasarkan Rafale, pesawat tempur bermesin ganda yang sudah beroperasi dengan IAF. Lalu Eurofighter GmbH menjagokan Typhoon dan SAAB dengan Gripen E-nya.
Rusia yang juga memiliki hubungan militer yang dekat dengan India, menawarkan MiG-35, versi canggih dari MiG-29 dan Sukhoi Su-35.
Program MRFA tidak hanya tentang pengadaan pesawat, tetapi juga melibatkan transfer teknologi (ToT), produksi lokal, dan kolaborasi dengan industri pertahanan India.
Hal ini sejalan dengan inisiatif ‘Make in India’ India yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manufaktur pertahanan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada pemasok asing. (RBS)