AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara Kerajaan Selandia Baru (RNZAF) merupakan cabang dari Angkatan Pertahanan Selandia Baru. Awalnya dibentuk pada tahun 1923 sebagai cabang dari Angkatan Darat Selandia Baru yang dikenal sebagai Angkatan Udara Permanen Selandia Baru.
Selanjutnya menjadi angkatan udara independen pada tanggal 1 April 1937 dengan markas di kota Wellington.
Pada masa puncaknya di tahun 1945, RNZAF memiliki lebih dari 1.000 pesawat tempur. Namun kini telah menyusut jauh. Tercatat pada tahun 2022 hanya diperkuat 48 pesawat saja.
Dalam keterlibatan misi perang, RNZAF pernah bertempur dalam Perang Dunia II, Malaya, Perang Korea, Vietnam, dan Perang Teluk serta telah melaksanakan misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Peran RNZAF saat ini berfokus pada patroli maritim dan tugas transportasi untuk mendukung Angkatan Laut Kerajaan Selandia Baru dan Angkatan Darat Selandia Baru.
Sementara kemampuan tempur udaranya berakhir pada tahun 2001, dengan pembubaran skuadron yang dilengkapi A-4 Skyhawk dan Aermacchi MB-339.
RNZAF sendiri telah memiliki sejumlah rencana untuk memodernisasi armadanya dan meningkatkan kemampuannya.
Rencana ini dijelaskan dalam Rencana Kemampuan Pertahanan 2019 dan Laporan Proyek Utama 2020.
Fokus utama untuk investasi lebih lanjut dalam kemampuan pertahanan adalah penggantian kemampuan pengawasan dan transportasi maritim yang ada. Kedua aspek ini mewakili sebagian besar kemampuan RNZAF.
Setelah penggantian pesawat, fasilitas, dan sistem ini, fokus peningkatan investasi akan diberikan untuk memberikan efektivitas yang lebih besar untuk tujuan pemerintah.
Untuk kemampuan mobilitas udara masa depan, Selandia Baru mengakuisisi lima pesawat C-130J-30 Super Hercules dari Lockheed Martin AS. Satu di antaranya telah diterima RNZAF. Pesawat angkut ini akan menggantikan model lama C-130H Hercules.
Sementara untuk proyek peningkatan kemampuan kesadaran maritim, Selandia Baru telah memilih pesawat patroli maritim dan peran antikapal selam Boeing P-8A Poseidon dari AS.
Sebanyak empat pesawat P-8A digunakan untuk pengawasan udara di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Selandia Baru dan Samudra Pasifik Selatan.
Selain Super Hercules dan Poseidon, RNZAF saat ini diperkuat dengan dua pesawat angkut VIP Boeing B757.
Sementara untuk pesawat latih, RNZAF diperkuat sebelas pesawat latih lanjut Beechcraft T-6C Texan II dari AS dan empat Beechcraft Super King Air 350.
Untuk armada sayap putar, RNZAF saat ini memiliki delapan helikopter serbaguna medium NH90 dan lima helikopter serbaguna ringan/latih AgustaWestland AW109.
RNZAF juga mengoperasikan lima helikopter Kaman SH-2G Super Seasprite untuk peran patroli maritim dan antikapal selam yang dibeli dari AS. (RBS)
Angkatan Udara New Zealand saat ini hanya pada tugas pengawasan, tindakan terbatas dan mobilisasi pasukan dalam lingkup kawasan Indo-Pasifik, New Zealand pun merasa terlindungi karena memiliki sekutu dekat yaitu Australia secara bilateral, dengan AS secara trilateral dan aliansi FPDA secara multinasional