Antisipasi konflik besar pecah, Amerika Serikat sudah memiliki puluhan pangkalan udara utama di Timur Tengah, di mana saja itu?

USAF kerahkan F-22 Raptor ke pangkalan udara di QatarUSAF

AIRSPACE REVIEW – Dengan kekuatan ekonominya yang besar, Amerika Serikat mampu membangun angkatan bersenjata yang kuat dengan persenjataan-persenjataan yang canggih.

Anggaran pertahanan Paman Sam adalah yang terbesar di dunia, jauh melampaui anggaran pertahanan negara-negara adidaya lainnya seperti China dan Rusia.

Untuk anggaran pertahanan tahun fiskal 2024 misalnya, Amerika Serikat menggelontorkan 831 miliar USD. Sementara China yang menjadi pesaing terdekatnya hanya sanggup menggelontorkan anggaran pertahanan sebesar 227 miliar USD saja.

Kemudian Rusia di urutan ketiga dengan anggaran pertahanan sebesar 109 miliar USD, diikuti India dengan anggaran pertahanan sebesar 74 miliar USD. Urutan kelima ditempati Arab Saudi dengan 71,7 miliar USD.

Selain untuk mempertahankan kedaulatan negaranya, Angkatan Bersenjata AS juga diproyeksikan untuk dikerahkan di seluruh dunia guna memastikan kemanan kawasan, menurut klaim Washington.

Tidak hanya di kawasan Timur Tengah yang dalam beberapa dekade terus bergejolak, kini kekuatan militernya juga mulai digeser ke kawasan Indo-Pasifik.

Khusus kawasan Timur Tengah, AS sudah lama memiliki pangkalan udara utama bagi angkatan udara maupun kekuatan militernya.

Ketika ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat akhir-akhir ini, Departmen Pertahanan AS pun menyatakan akan mengerahkan lebih banyak pasukan ke wilayah panas tersebut.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk membantu melindungi jaringan luas instalasi dan aset militer yang dikuasai AS di Timur Tengah.

Pentagon tidak secara gamblang menyatakan ke pangkalan udara mana saja kekuatan tempur udaranya akan ditempatkan di Timur Tengah.

Akan tetapi, melalui foto yang dirilis oleh Angkatan Udara AS (USAF) beberapa hari lalu, terlihat bahwa jet-jet tempur F/A-18E Super Hornet Angkatan Laut AS (US Navy) dari kapal induk USS Theodore Roosevelt (CVN-71) dikerahkan ke Pangkalan Udara Muwaffaq Salti di di Yordania.

Sebelumnya, AS sering menempatkan pesawat-pesawat tempurnya ke beberapa pangkalan udara di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Suriah, dan lainnya.

Pentagon tidak merinci berapa banyak pangkalan udara utama yang telah disiapkan AS di Timur Tengah, bekerja sama dengan negara-negara sekutunya.

Investigasi media menyebut, setidaknya ada 64 pangkalan udara yang telah disiapkan AS di kawasan Timur Tengah sejak lama.

Berikut antara lain pangkalan-pangkalan udara yang biasa digunakan Amerika Serikat untuk mendukung kebutuhannya dalam rangka kampanye meningkatkan kemanan di kawasan Timur Tengah, dikutip dari pemberitaan Sputnik.

Arab Saudi: Amerika Serikat biasa menggunakan Prince Sultan Air Base di Arab Saudi. Di pangkalan ini AS menempatkan 2.000 personel militernya untuk memberikan pertahanan udara dan mengoperasikan pesawat tempurnya.

Uni Emirat Arab (UEA): AS sering menggunakan Pangkalan Udara Al Dhafra di Uni Emirat Arab. Pangkalan ini memungkinkan pesawat tempur AS melakukan misi tempur dan pengintaian serta mengerahkan pesawat tanker untuk pengisian bahan bakar di udara.

Bahrain: AS menggunakan Pangkalan Angkatan Laut Bahrain untuk penempatan Armada Kelima Angkatan Laut AS.

Qatar: AS menggunakan Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar sebagai Markas Depan Komando Pusat AS dan Markas Besar Komando Pusat Angkatan Udara AS.

Yordania: Tower Menara 22, Pangkalan Udara Muwaffaq Salti sebagai Pusat Pelatihan Gabungan Yordania. Lebih dari 3.000 personel militer AS dikerahkan AS untuk memerangi musuh dari pangkalan tersebut.

Irak: AS menggunakan Pangkalan Udara Al Asad dan Pangkalan Udara Al Harir di Irak, walaupun pemerintah Irak diberitakan cenderung menginginkan agar Angkatan Bersenjata AS untuk pulang ke negaranya.

Suriah: AS menggunakan Pangkalan Militer Al-Tanf di Suriah dengan menempatkan sekitar 900 personel militernya. AS berdalih untuk memerangi ancaman teroris di negara tersebut.

Mesir: AS menempatkan Satuan Tugas Sinai di Semenanjung Sinai dengan dalih untuk melaksanakan operasi penjaga perdamaian.

Israel: AS menggunakan Site 512 di Israel sebagai pangkalan radar untuk melacak ancaman rudal balistik.

Kuwait: AS menggunakan Kamp Arifjan, Kamp Buehring, Kamp Ujung Tombak, Kamp Patriot di Kuwait untuk pengerahan militernya.

Oman: AS menggunakan Pangkalan Udara Thumrait di Oman untuk operasi logistik dan pengisian bahan bakar.

Turkiye: AS menggunakan Pangkalan Udara Izmir dan Pangkalan Udara Incirlik di Turkiye sebagai batu loncatan terhadap kawasan Timur Tengah penuh bergejolak. Fasilitas-fasilitas di pangkalan udara tersebut memungkinkan AS untuk memelihara pesawat tempur, mengisi bahan bakar pesawat, maupun menempatkan sejumlah senjata nuklir taktis. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *