AIRSPACE REVIEW – Saat ini Angkatan Laut AS (USN) mengoperasikan sebuah kapal tempur pesisir eksperimental yang diberi nama Sea Fighter dengan nomor lambung FSF-1
Tampilannya unik, tak seperti kapal perang permukaan umumnya. Lambungnya mengadopsi desain small-waterplane-area twin-hull (SWATH), memberikan stabilitas luar biasa, bahkan di laut yang ganas.
Meskipun tergolong sebagai kapal perang pesisir, Sea Fighter juga dapat beroperasi di perairan biru atau dalam.
Kapal ini dikembangkan di bawah program Littoral Surface Craft-Experimental (LSC-X) dengan sebutan tipe lambung Fast Sea Frame (FSF).
Kapal perang ini dirancang oleh perusahaan Inggris BMT Nigel Gee dan diproduksi oleh galangan kapal Nichols Bros, Freeland, Washington AS.
Mulai dibangun pada Juni 2003, lalu diluncurkan pada Februari 2005, dan mulai berdinas untuk USN pada Mei 2005. Pengembangannya menelan biaya antara 180 juta hingga 220 juta dolar AS.
Untuk spesifikasinya, Sea Fighter memiliki pemindahan 1.600 ton, panjang hampir 80 m, lebar 22 m dan draft 3,5 m.
Tenaga disediakan oleh pengaturan CODOG yang terdiri dari dua mesin diesel MTU 595 dan dua mesin turbin gas LM2500.
Tenaga diesel digunakan untuk jelajah, yang dapat menjangkau jarak 4.400 mil laut (8.100 km). Sementara turbin gas berdaya tinggi untuk operasi kecepatan tinggi, hingga 55 knot (102 km/jam).
Sea Fighter menampung empat perwira serta 22 tamtama (Angkatan Laut dan Penjaga Pantai).
Di atas deknya, dapat menampung dua helikopter kelas medium. Kapal juga dapat membawa kendaraan permukaan air kecil, kapal selam mini, dan drone yang diluncurkan dari buritannya.
Kapal juga memungkinkan operasi RORO untuk membawa dan mengeluarkan kendaraan taktis HMMWV dan kendaraan lainnya.
Kapal eksperimental ini dirancang sebagai wahana air modular, dapat membawa modul misi yang dapat dipertukarkan menyerupai kontainer pengiriman.
Modul-modul ini mudah dimuat dan disimpan di dek bagian dalam Sea Fighter, memungkinkannya untuk dikonfigurasi ulang dengan mudah guna memenuhi berbagai persyaratan misi.
Termasuk perang antiranjau, operasi antikapal selam, dukungan serangan amfibi, perang permukaan, misi transportasi dan logistik, peluncuran rudal jelajah, dan operasi interdiksi pasukan khusus. -RBS-