AIRSPACE REVIEW – NATO yang ingin mengganti armada helikopternya yang sudah tua, memberikan tiga kontrak untuk menyediakan studi konsep paralel helikopter multiperan kelas medium yang baru kepada tiga perusahaan.
Airbus Helicopters, Lockheed Martin Sikorsky, dan Leonardo masing-masing dianugerahi kontrak selama 13 bulan untuk menyediakan studi tersebut di bawah program Next Generation Rotorcraft Capability (NGRC) NATO.
Ketiga perusahaan berharap dapat mulai mengoperasikan helikopter generasi baru tersebut pada tahun 2035 .
Dijuluki “Studi Konsep #5”, tujuannya adalah untuk memberikan berbagai macam konsep potensial guna membantu negara-negara peserta memilih jenis platform helikopter yang mereka inginkan di masa mendatang.
Inisiatif program NGRC NATO dimulai pada tahun 2022 dan mencakup Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Belanda, Inggris dan Kanada.
Sementara anggota NATO lainnya seperti Amerika Serikat dan Spanyol saat ini bertindak sebagai pengamat.
Program ini menelan dana sebesar 28,98 juta dolar AS, yang didedikasikan untuk menentukan masa depan armada helikopter mereka.
Kontrak tersebut akan memberikan perspektif mengenai konsep platform potensial yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan teknologi mutakhir guna memenuhi kemampuan operasional dan dukungan, kata Badan Dukungan dan Pengadaan NATO (NSPA).
Secara paralel, ketiga kontraktor akan memberikan perspektif independen yang berharga mengenai konsep platform terintegrasi potensial yang dapat memenuhi tantangan NGRC.
Tujuannya untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan teknologi mutakhir guna memenuhi kemampuan operasional dan dukungan NGRC. Selain itu untuk mencari inovasi dalam proses desain dan pengembangan digital serta material dan manufaktur canggih.
Sejumlah besar aset multiperan menengah yang saat ini digunakan oleh Sekutu akan mencapai akhir siklus hidupnya pada periode 2035-2040.
Anggota NATO saat ini menerbangkan helikopter jenis AW101, UH-60 Black Hawk, Super Puma, dan NH90.
Pada tahap proses ini, NATO bersikap netral dalam hal pilihan teknologi helikopter yang akan dikembangkan.
Namun, aliansi tersebut memiliki banyak atribut yang dibutuhkan yang harus dimiliki oleh desain pemenang akhir.
Kemudian biaya per jam penerbangan sebaiknya sebesar 5.400 dolar AS, tetapi tidak lebih dari 10.870 dolar AS berdasarkan nilai tahun 2021.
Selain itu, helikopter generasi baru tersebut harus memiliki kemampuan dikemudikan dari jarak jauh atau tanpa pilot.
Helikopter tersebut juga harus dapat menjalankan berbagai misi dan dapat dengan cepat beralih di antara konfigurasi.
Kecepatan jelajah optimal 220 knot dan dapat bekerja sama dengan drone, meluncurkan dan memulihkan drone yang lebih kecil, dan juga mengoperasikan kawanan drone.
Dari tiga kontestan ini, Airbus bermitra dengan bisnis Collins Aerospace dan Raytheon milik RTX serta MBDA.
Menawarkan sebuah konsep yang didasarkan pada helikopter berkecepatan tinggi Rapid And Cost-Effective Rotorcraft (RACER) yang inovatif. Desain itu menggantikan rotor ekor tradisional dengan sepasang baling-baling di kedua sisinya.
Sementara Lockheed Martin Sikorsky, akan didasarkan pada demonstran teknologi berkecepatan tinggi Sikorsky X2 dan S-97 Raider.
Sedangkan Leonardo, yang bermitra dengan Bell Helicopters akan mengajukan konsep tilt-rotor. Kedua perusahaan telah berpengalaman mengembangkan wahana ini, dengan AW609 dan Bell V-280 Valor. -RBS-