AIRSPACE REVIEW – Spanyol dan Turkiye saat ini dilaporkan tengah dalam proses pembicaraan lanjutan untuk pertukaran strategis peralatan militer antarkedua negara.
Usulan yang diajukan mencakup pertukaran 24 jet latih HÜRJET buatan TUSAS Turkiye dengan enam pesawat angkut A400M milik Angkatan Udara dan Antariksa Spanyol, seperti diwartakan Army Recognition.
Perkembangan ini terjadi saat Spanyol berupaya mengganti pesawat latih jet gaek Northrop Grumman F-5M yang masa operasionalnya akan berakhir pada tahun 2030.
Untuk mempromosikan produknya, TUSAS telah membawa prototipe HÜRJET ke Pangkalan Udara Torrejón di Madrid. Di pangkalan udara tersebut prototipe pesawat tersebut menjalani evaluasi oleh Angkatan Udara dan Antariksa Spanyol.
Dari perspektif komersial, pertukaran alutsista ini tampaknya menguntungkan bagi kedua negara.
Bagi Spanyol, ini merupakan peluang untuk memodernisasi skuadron pelatihannya sambil menempatkan secara strategis beberapa A400M surplusnya yang kurang dibutuhkan dalam konfigurasi angkatan udara mereka saat ini.
Bagi Turkiye, perjanjian ini tidak hanya akan mewakili perluasan armada A400M miliknya, tetapi juga peluang untuk memperkuat kredibilitas internasional HÜRJET sebagai pilihan yang layak untuk pelatihan pilot pesawat tempur.
Seperti diketahui, Spanyol sebagai salah satu peserta utama dalam konsorsium Airbus memainkan peran penting dalam pembuatan pesawat A400M.
Pemerintah Spanyol yang dipimpin oleh José María Aznar mengumumkan pada bulan Juni 2001 niatnya untuk memperoleh 27 pesawat angkut A400M, dengan investasi awal sebesar 3,453 miliar euro.
Namun berjalannya waktu, dengan meningkatnya biaya proyek A400M, menyebabkan Spanyol harus memutuskan untuk hanya mempertahankan 14 dari 27 pesawat A400M yang dipesan dan mengalokasikan 13 sisanya untuk diekspor ke negara lain.
Pada tahun 2016, Spanyol menandatangani perjanjian dengan Airbus yang mencakup klausul penalti sebesar 243 juta euro jika Spanyol membatalkan pesanan yang tersisa atau gagal menjual kembali pesawat yang berlebih.
Selanjutnya pada Oktober 2017 Kementerian Pertahanan Spanyol mengumumkan jadwal pengiriman yang direvisi di mana 14 pesawat pertama yang dikonfigurasi ulang sesuai dengan kebutuhan baru, akan dikirimkan hingga tahun 2022. Sementara 13 pesawat sisanya ditunda hingga antara tahun 2025 dan 2030.
Situasi ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Spanyol dalam mengelola armada A400M-nya di tengah perubahan kebutuhan pertahanan dan kendala ekonomi.
Dengan 14 unit A400M yang saat ini beroperasi, Spanyol berencana untuk menambah jumlah ini menjadi 17 saja dan bermaksud memasarkan 10 pesawat yang tersisa.
Jika proses ‘tukar guling’ ini berjalan lancar, maka Spanyol akan menjadi negara asing pertama pengguna jet latih HÜRJET.
Sementara, Angkatan Udara Turkiye total akan memiliki 16 pesawat A400M. Saat ini mereka telah mengoperasikan 10 pesawat yang dikirimkan oleh Airbus mulai dari 2014 hingga 2018. -RBS-