AIRSPACE REVIEW – TNI Angkatan Laut telah memberikan tugas khusus kepada Laksamana Muda TNI Sumarji Bimoaji sebagai Komandan Satgas Pengadaan Kapal Fregat FREMM.
Tugas ini terkait dengan pembelian kapal fregat baru buatan galangan kapal Fincantieri Italia oleh Kementerian Pertahanan RI.
Seperti diketahui, Kemhan RI telah menandatangani pembelian dua unit Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) atau Kapal Patroli Lepas Pantai (OPV) dari Fincantieri.
Hebatnya, OPV ini juga dapat berfungsi sebagai fregat seperti FREMM (Frigate European Multi-Mission).
Berdasarkan kontrak yang disepakati, kapal pertama dijadwalkan akan dikirim pada Oktober 2024. Sedangkan kapal kedua diharapkan tiba pada April 2025.
Tugas khusus Laksda Sumarji meliputi pengawasan kedatangan kedua kapal fregat FREMM tersebut hingga tiba di Tanah Air.
Tim TNI Angkatan Laut akan bekerja sama dengan Fincantieri dan Angkatan Laut Italia untuk memfasilitasi pemindahan kedua kapal perang tersebut dari Italia ke Indonesia.
Awal tahun ini, Laksda Sumarji juga telah memimpin Satuan Tugas Kunjungan Pelabuhan ke Mesir, yang membawa KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992.
Misi ini untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada para korban yang terdampak konflik di Gaza pada Maret 2024.
KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat berhasil mengarungi Laut Merah yang rawan konflik dengan menempuh rute Jakarta – Belawan – El Arish – Jeddah – Batam – Jakarta.
Misi bantuan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia tersebut meliputi 242 ton logistik, yang terdiri dari makanan, obat-obatan, selimut, dan pakaian untuk dewasa dan anak-anak. -RBS-
Kalau memang oke… memperbanyak Kapal jenis ini untuk mengisi 3 armada (masing-masing 6 unit) adalah sesuatu yang patut dipertimbangan dengan kausul pengerjaan dilakukan digalangan kapal dalam negeri tidak hanya galangan PT. PAL tetapi juga Galangan-galangan swasta lainya … dengan adanya program ini juga “memaksa” galangan-galangan kapal didalam negeri untuk naik kelas ke level yang lebih tinggi. Ini sanga dimungkinkan karena kawasan asia tenggara dan indo pasifik akan menjadi pasar kapal-kapal perang karena kebutuhan negara-negara dikawasan tersebut akan bertambah seiring dengan makin menghangatnya situasi regional.