AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara AS (USAF) akan menunda program pesawat tempur generasi keenam yang disebut Next Generation Air Dominance (NGAD) beberapa bulan untuk memastikan pengembangan pesawat ini tepat sesuai rencana sebagai pengganti F-22 Raptor.
Menteri Angkatan Udara Frank Kendall mengatakan itu pada acara tahunan Life Cycle Industry Days di Dayton, Ohio.
Meski begitu, ia memastikan bahwa program NGAD akan terus maju dan semua aspek lain dari modernisasi superioritas udara tetap berjalan.
“Kami masih akan membuat pesawat berawak generasi keenam,” ujarnya.
Yang jadi pertimbangan saat ini, lanjut dia, apakah program ini memiliki proses dan konsep operasional yang tepat seperti diwartakan Air & Space Forces Magazine.
Kendall membuka opsi bahwa NGAD dapat dibuat sebagai pesawat tempur nirawak, meskipun kata dia, teknologinya belum cukup sepenuhnya ke arah tersebut.
Yang lebih pasti, NGAD dapat diawaki pembom siluman B-21 Raider, tandasnya.
NGAD merupakan keluarga sistem yang terdiri dari formasi pesawat terbang. Pusat formasinya adalah pesawat tempur berawak, yang mengendalikan hingga enam Pesawat Tempur Kolaboratif (CCA).
Berbicara pada acara AFA Warfighters in Action pada Juni lalu, Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal David W. Allvin mengangkat alis ketika dia mengatakan bahwa NGAD adalah salah satu dari banyak pilihan dalam lanskap anggaran.
Sejak itu, Kendall dan pemimpin lainnya mengatakan kepada wartawan di Paris Air Show bahwa jet tersebut sedang “dilihat dengan cermat” untuk melihat apakah biaya yang sangat besar dapat dikurangi.
Kendall sendiri mengatakan bahwa harga NGAD akan mencapai ratusan juta dolar per unitnya.
Tahun lalu ia mengatakan bahwa pemberian kontrak untuk NGAD akan dilakukan pada tahun 2024. Namun hingga saat ini belum ada kepastian ke arah hal itu.
Dua perusahaan besar, Lockheed Martin dan Boeing, telah menawarkan konsepnya. Sedangkan Northrop Grumman secara terbuka menyatakan tidak akan iktu bersaing untuk mendapatkan kontrak NGAD.
Meskipun Kendall mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk terus meningkatkan NGAD dengan sistem, senjata, dan teknologi baru, para pemimpin senior USAF secara pribadi mempertanyakan apakah pendekatan tersebut akan berhasil, mengingat laju perubahan teknologi yang semakin cepat.
Kendall menggarisbawahi bahwa USAF harus mengantisipasi kemajuan pesat China dalam teknologi tempur udara dan kemampuannya untuk menghujani pangkalan udara dengan rudal balistik. (RNS)