Boeing sebut pesawat E-7A sebagai platform Komando dan Kontrol Manajemen Pertempuran tercanggih di dunia

E-7 WedgetailRAAF

AIRSPACE REVIEW – Platform Komando dan Kontrol Manajemen Pertempuran (Battle Management Command and Control/BMC2) merupakan salah satu faktor penting yang dibutuhkan dalam pertempuran modern selain kemampuan pengawasan udaranya.

Boeing memproduksi pesawat E-7A untuk kebutuhan tersebut di mana pesawat ini telah digunakan oleh Australia, Korea Selatan, Turkiye, dan sekarang dipesan untuk Inggris, Amerika Serikat, serta NATO.

Boeing dalam rilisnya menyebut, E-7A mewakili program dalam produksi yang memberikan interoperabilitas yang telah terbukti, kesiapan misi, manfaat biaya siklus hidup dan jalur pertumbuhan teknis umum untuk mencapai tujuan tersebut.

Selama bertahun-tahun operator global Australia, Korea Selatan dan Turkiye telah menunjukkan kemampuan pengawasan dan BMC2 E-7 di mana pesawat mampu melakukan deteksi secara cepat dan pertama.

Boeing melalui menambahkan, E-7A menawarkan indikasi target pergerakan udara canggih yang tak tertandingi, manajemen pertempuran, dan kemampuan komando dan kontrol untuk keuntungan jarak jauh.

Sensor array pemindaian elektronik multiperan (MESA) E-7A memberikan kesadaran situasional dan pengawasan jarak jauh bagi operator global.

Sistem tersebut dikembangkan menggunakan arsitektur sistem misi terbuka dan aman. MESA memainkan peran penting dalam struktur Komando dan Kontrol Gabungan Semua Domain (CJADC2) untuk mendukung dan meningkatkan misi sekutu dan koalisi.

Kemampuan komando dan kontrol E-7A juga membuatnya sangat cocok untuk mengintegrasikan Pesawat Tempur Kolaboratif masa depan dan kerja sama berawak-tak berawak lainnya dalam operasi armada.

Selain itu, konfigurasi sistem misi standar E-7A memungkinkan operator global mengoperasikan pesawat ini untuk operasi sekutu dan koalisi yang terintegrasi, membantu perencanaan misi dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan misi.

Perjanjian trilateral antara AS, Inggris, dan Australia merupakan contoh untuk berbagi keuntungan dari pengembangan kolaboratif dengan meminimalkan perbedaan desain sekaligus memenuhi persyaratan spesifik operator, kata Boeing.

E-7A dibangun berdasarkan basis pesawat Boeing 737-700 Next Generation. Dengan lebih dari 9.000 pesawat 737 yang beroperasi, dan lebih dari 280 pusat layanan dan fasilitas perbaikan di seluruh dunia, dukungan 24/7/365 memastikan terciptanya misi yang lebih besar.

Kolaborasi sekutu dalam pemeliharaan pesawat mendorong sinergi dan penghematan biaya siklus hidup dalam pelatihan, pemeliharaan, suku cadang, dan aspek operasi lainnya.

Seiring dengan pertumbuhan komunitas global operator E-7A, penghematan biaya juga akan terus meningkat, lanjut Boeing.

Demikian pula, memanfaatkan platform kelas komersial menjadikan E-7A pilihan biaya terendah untuk dimiliki dan dioperasikan oleh angkatan udara di seluruh dunia, tandas Boeing. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *