AIRSPACE REVIEW – Amerika Serikat dan sekutu terus meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Ukraina (PS ZSU/UAF) di tengah peperangannya dengan Rusia yang telah berlangsung sejak Februari 2022.
Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memodifikasi jet-jet tempur tua milik UAF seperti MiG-29 Fulcrum agar dapat membawa persenjataan modern buatan AS maupun negara-negara Barat.
Baru-baru ini sebuah foto beredar di dunia maya yang memperlihatkan MiG-29 Ukraina dilengkapi dengan Bom Diameter Kecil (SDB) GBU-39/B buatan AS.
Dalam foto tersebut, terlihat penggunaan tiang khusus dengan antena atau sensor berwarna putih, yang mungkin diikat ke sistem penanggulangan elektronik. Komponen ini untuk menggantung rak SDB yang berisi empat bom di bawah sayap MiG-29.
Kapan atau di mana gambar MiG-29 bersenjata GBU-39/B diambil tidak diketahui, tulis TWZ di lamannya merujuk pada foto yang diunggah oleh akun @air_winged di jaringan media sosial Telegram.
Militer Ukraina pertama kali mengungkapkan bahwa mereka mulai menggunakan SDB yang diluncurkan dari udara pada bulan Mei lalu.
Sebelumnya, Ukraina hanya diketahui menerima Ground Launched SDB (GLSDB). Ada klaim bahwa Su-27 Flanker Ukraina juga membawa bom-bom ini, namun belum ada gambar-gambar yang memperkuat hal itu.
Berdasarkan skema cat yang dikenakan pada jet pada gambar yang baru muncul, tampaknya itu adalah salah satu dari 13 Titik Tumpu yang diterima Ukraina dari Slowakia tahun lalu, lanjut TWZ.
Pada pertengahan tahun 2000-an Russian Aircraft Corporation-MiG (RAC MiG), bekerja sama dengan Rockwell Collins dan BAE Systems di Amerika Serikat dan Inggris, mengintegrasikan paket peningkatan unik ke jet-jet ini yang mencakup peningkatan avionik, peralatan komunikasi, sistem navigasi, dan lagi.
Di Angkatan Udara Slovakia, MiG-29 yang ditingkatkan terus menggunakan tiang standar sehingga pesawat yang terlihat pada pesawat SDB yang sekarang terbang ke Ukraina menjadi suatu misteri.
Ada kemungkinan, semacam adaptor jelas diperlukan untuk memasangkan BRU-61/A ke cantelan di bawah sayap Fulcrum. Pengaturan serupa juga terlihat pada jet tempur Ukraina lainnya sebagai bagian dari integrasi rudal Barat lainnya dan bom berpemandu presisi.
Integrasi tersebut juga diketahui menyertakan iPad atau perangkat mirip tablet serupa yang dipasang di kokpit agar pesawat dapat menggunakan persenjataan yang dipasang.
Sebelumnya pada Februari 2024, Airspace Review memberitakan bahwa AS akan menyediakan Bom Diameter Kecil yang Diluncurkan di Darat (GLSDB) kepada Ukraina.
GLSDB akan dikirimkan ke Ukraina pada awal tahun 2024 setelah mundur dari jadwal semula yang direncanakan pada musim dingin tahun lalu, menurut pernyataan Boeing.
Bom GLSDB dikembangkan bersama oleh Boeing dan Saab. Bom ini memiliki jangkauan serangan hingga 150 km, melampaui kemampuan proyektil roket standar seperti GMLRS.
Dilengkapi dengan panduan satelit (GPS) dan sistem navigasi inersia, GLSDB memastikan penargetan yang tepat, memungkinkan pasukan Ukraina untuk secara efektif menyerang jalur logistik dan sasaran strategis Rusia jauh di dalam wilayah musuh.
GLSDB menggabungkan teknologi propulsi roket 227 mm tak terarah yang sudah tidak terpandu dengan ketepatan bom luncur GBU-39, yang berbobot sekitar 130 kg.
Tidak seperti senjata artileri tradisional, GLSDB menawarkan cakupan 360 derajat untuk sudut serangan tinggi dan rendah, terbang di sekitar medan untuk mencapai sasaran di belakang pegunungan, atau berputar kembali ke sasaran di belakang kendaraan peluncuran. (RNS)