AIRSPACE REVIEW – Inggris di bawah pemerintahan Partai Buruh yang baru telah mengonfirmasi bahwa Carrier Strike Group Angkatan Laut Kerajaan Inggris (RN), yang dipimpin oleh HMS Prince of Wales (R09), akan dikerahkan ke kawasan Indo-Pasifik pada tahun 2025.
Pengumuman ini menegaskan kembali rencana yang dicanangkan pemerintahan Partai Konservatif sebelumnya.
Awal tahun ini, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps menyoroti pentingnya strategi pengerahan tersebut.
Dia menyatakan bahwa pengiriman HMS Prince of Wales ke Indo-Pasifik bertujuan untuk mengirimkan pesan yang kuat terhadap segala upaya yang merusak tatanan internasional berbasis aturan.
“Di dunia yang semakin bergejolak di mana kita tidak bisa lagi menganggap remeh perdamaian, sangat penting bagi kita untuk bersatu dengan sekutu dan mitra kita dalam membela demokrasi dan kebebasan,” ujar Shapps dikutip media.
HMS Prince of Wales akan memimpin Grup Serangan Kapal Induk Inggris dalam serangkaian operasi dan latihan, termasuk kunjungan ke pelabuhan di Jepang.
Misi ini dirancang untuk meningkatkan hubungan pertahanan dan menunjukkan komitmen Inggris terhadap Indo-Pasifik.
Shapps menekankan pentingnya latihan bersama dalam menanggapi ancaman global serta mendukung perdagangan dan perjalanan bebas.
Sebelumnya pada tahun 2021, Carrier Strike Group Inggris yang dipimpin oleh kapal induk HMS Queen Elizabeth melakukan perjalanan sejauh 55.000 mil laut dari Atlantik timur ke Jepang dan sebaliknya.
Dari laman RN disebutkan, HMS Prince of wales adalah salah satu kapal perang permukaan terkuat yang pernah dibangun di Inggris.
Dek penerbangan kapal ini memiliki lebar 70 m dan panjang 280 m atau seluas tiga kali lapangan sepak bola. Kapal dapat berlayar selama 45 hari tanpa bekal ulang.
HMS Prince of Wales dapat menampung 36 jet tempur siluman F-35B dan empat helikopter Merlin. Total 1.600 orang mengawaki kapal ini, termasuk pengawak pesawat dan helikopter.
Kapal induk kelas HMS Queen Elizabeth dilengkapi tiga menara Phalanx CIWS (sistem senjata jarak dekat) untuk menghadapi ancaman yang datang dari laut dan udara.
Sistem tersebut terdiri dari meriam Vulcan 20 mm yang dipandu radar dan dipasang pada pangkalan berputar.
Phalanx memiliki laju tembakan ganda yaitu 3.000 atau 4.500 tembakan per menit dan mampu mengenai sasaran hingga jarak satu mil. (RNS)