AIRSPACE REVIEW – Hubungan antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA) telah berkembang pesat dalam satu dekade terakhir ini.
Kerja sama kedua negara makin diperkuat bersamaan dengan kunjungan kenegaraan Presiden RI Joko Widodo ke UEA untuk menemui Presiden Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Kedua pemimpin melakukan pertemuan bilateral dan meresmikan delapan kesepakatan kerja sama di sektor lingkungan, pertahanan, energi, pariwisata, keuangan dan perbankan.
Khusus penguatan dan perluasan sektor kerja sama pertahanan RI-UEA, terutama untuk produk alutsista telah diberdayakan oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto. Masing-masing negara memiliki keunggulan yang kompetitif dalam kapasitas pembangunan kekuatan pertahanan dan teknologi alutsista.
Salah satu dari delapan kesepakatan kerja sama adalah penandatanganan Framework Agreement (FA) yang ditandatangani oleh Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan dan CEO PAL Aerospace Services Aircraft Maintenance LLC Keith Stoodley disaksikan oleh Duta Besar RI untuk PEA, Husin Bagis (16/7).
Secara spesifik kedua pihak akan membangun kolaborasi strategis untuk memberikan solusi teknologi pesawat Maritime Patrol Aircraft (MPA) dan Anti-Submarine Warfare (MPA/ASW) bagi Pemerintah RI secara umum dan pertahanan laut Indonesia secara khusus.
PAL Aerospace Services Aircraft Maintenance LLC merupakan industri kedirgantaraan yang berbasis di Abu Dhabi. Perusahaan memiliki kompetensi perancangan, modifikasi, integrasi, pengoperasian dan pemeliharaan Special Mission Aircraft (SMA) dan MPA.
Selain PTDI, beberapa industri pertahanan nasional di bawah naungan Defend ID, yakni PT Pindad dan PT PAL Indonesia sebelumnya telah menjalin kerja sama dengan perusahaan pertahanan UEA, seperti Calidus, Tawazun, EDGE Group, untuk lingkup kerja sama pemasaran, Transfer of Technology (ToT), hingga perancangan rencana produksi. -RBS-