AIRSPACE REVIEW – Jet tempur Eurofighter Typhoon Angkatan Udara Jerman yang dikerahkan dalam misi NATO di Latvia, mencegat dua pesawat tempur MIG-29K Angkatan Laut Rusia di atas Laut Baltik baru-baru ini.
Pesawat Typhoon saat itu sedang menjalankan misi Kepolisian Udara Baltik NATO guna melindungi wilayah udara negara-negara anggota Baltik.
Selain Typhoon, Jerman mengerahkan Pusat Kontrol dan Pelaporan (CRC) di Pangkalan Udara Ă„mari di Estonia.
CRC diintegrasikan ke dalam jaringan Pengawasan dan Kontrol Udara regional, sehingga meningkatkan kemampuan NATO untuk memantau dan merespons pelanggaran wilayah udara.
Sejak negara-negara Baltik bergabung dengan NATO, aliansi tersebut telah mempertahankan misi pengawasan udara yang kuat di wilayah secara rutin.
Misi kepolisian udara telah berlangsung selama dua dekade sebagai komitmen NATO terhadap integritas teritorial dan keamanan negara-negara anggota Baltik.
Para pejabat NATO menekankan bahwa intersepsi semacam itu lazim dilakukan secara profesional untuk menjamin keamanan wilayah udara internasional.
MiG-29K merupakan pesawat tempur multiperan berbasis kapal induk yang dikembangkan pada akhir tahun 1980an oleh Biro Desain Mikoyan.
Pesawat tempur generasi keempat ini dirancang dapat beroperasi di segala cuaca dan mampu melakukan misi udara ke udara dan udara ke darat.
Saling intersepsi antara pesawat-pesawat tempur Rusia dengan negara-negara NATO seringkali terjadi. Masing-masing mengklaim bahwa mereka terbang di wilayah udara perairan internasional sehingga tidak mengganggu kedaulatan wilyah udara negara lain. (RNS)